Wednesday, October 24, 2007

Bahaya Email Berantai

> DEar All
>
> Ini ada info baru n semoga bermanfaat..............
>
> atm info: Jika anda sedang terancam jiwanya karena
>dirampok/ditodong seseorang untuk mengeluarkan uang dari atm ,maka anda
>bisa minta pertolongan diam2 dengan memberikan nomor pin secara terbalik
>,misal no asli pin anda 1254 input 4521 di atm maka mesin akan
>mengeluarkan uang anda, juga tanda bahaya Ke kantor polisi tanpa
>diketahui pencuri tsb.Fasilitas ini tersedia di seluruh atm tapi hanya
>sedikit orang yang tahu tolong kasih tahu info kepada yang lain
>ya........
>

Kalau jaman dulu, pesan di atas namanya surat berantai. Penerima surat diharuskan menyalin surat yang diterima sebanyak beberapa lembar kemudian menyebarkannya kepada orang lain. Dan begitu seterusnya. Kini, seiring perkembangan teknologi, surat berantai sudah ketinggalan jaman. Digantikan dengan email atau pesan dari situs pertemanan (seperti friendster atau myspace). Biasanya yang mengirimkannya adalah kerabat dekat. Hmm... berarti namanya email berantai :). Tetapi apapun namanya, hal tersebut tentu mengganggu si penerima. Udah koneksi Internet lelet, eh... email yang dibuka isinya sampah!

Makin seringnya pengguna yang "rajin" mem-forward email berantai kepada teman-temannya, bisa jadi karena fasilitas yang terdapat di web penyedia layanan email atau software email client yang digunakan. Hanya dengan sekali klik, kemudian pilih seluruh teman, dan kirim! Dan sang email berantai pun menyebar bak virus. Hal tersebut saya rasa termasuk spamming. Yang masih menjadi pikiran saya, mengapa ya orang-orang senang mem-forward email yang tajol (tak jolas) asal usulnya?

Mm... jadi gimana donk? Ga bole forward email? Bukan itu intinya. Tentu saja boleh mem-forward email. Yang penting, isi email yang diterima sudah pantas ga untuk di-forward? Apakah isinya bermanfaat? Bila berkaitan dengan sesuatu hal seperti akidah, fiqh, fakta, ataupun info, sebaiknya pesan tersebut diteliti dahulu kebenarannya (check and recheck). Jadi inget kasus tentang data korban musibah Adam Air di awal tahun 2007, dengan pedenya menteri perhubungan yang kala itu dijabat oleh pak Hatta Rajasa mengumumkan data yang belum diverifikasi kebenarannya. Wah, satu Indonesia kena TEPU! Bila isinya hanya sampah, buat apa di-forward? Tentu hanya menuh-menuhin inbox si penerima kan? Beberapa waktu yang lalu ada teman yang mengirimkan pesan yang berisi info tentang virus baru. Mungkin karena di akhir pesan ada tulisan kira-kira seperti ini: "SEGERA KIRIM KE SELURUH TEMAN-TEMANMU!" maka bagai sapi yang dicocok hidungnya, diapun menyebarkan pesan berantai tersebut dengan senyuman dan hati riang serta berpikir bahwa teman-teman yang menerima pesannya akan berterima kasih telah diberitahu sebuah info penting... fiuh... benarkah demikian? Saya, sebagai salah satu penerima pesan, membaca dan mengamati isi pesan tersebut. Setelah dibaca ternyata banyak keganjilan dan untuk memastikannya saya lakukan kroscek ke berbagai sumber yang bisa dipercaya di Internet. Yah... dari observasi saya, ternyata pesan tersebut adalah hoax (berita bohong). So, buat apa nyebarin kebohongan? Dosa tau!


Bahkan ada yang mencetak isi email berantai dan menyebarkannya di tempat umum! Walah!

So, kesimpulannya... jangan pernah percaya 100% segala hal yang kamu ketahui dari Internet. Semua orang bisa mengakses Internet, semua orang bisa nulis di Internet. Begitu banyak artikel-artikel di Internet yang isinya penuh kebohongan, propaganda, adu domba, maupun penyisipan doktrin-doktrin tertentu. Bila kita tidak hati-hati dan langsung menyerap apa yang dibaca tanpa menyaringnya terlebih dahulu, maka kita yang akan diperbudak oleh teknologi. Teknologi bagaikan mata pisau yang tajam. Bila digunakan dengan benar, maka akan memudahkan pekerjaan kita. Bila tidak... bisa-bisa membunuh teman, kerabat, saudara, atau bahkan diri kita sendiri.


Semoga bermanfaat... :)

Fotografer: Dani Gunawan

No comments: