Friday, December 14, 2007

Sepi di Tengah Keramaian

Semilir angin menggoyang dedaunan
Tersenyum riang diiringi deru kendaraan
Suara tawa menghiasi siang ini
Menyejukkan udara panas yang menyelimuti

Walau begitu, mereka tak mampu
Menentramkan jiwa yang sedih
Sepi di tengah keramaian hari
Karna kesal mu
Karna diam mu

Tawaku hanya di wajah, hatiku masih menderita
Aku termenung, merenungkan salah ku

Di tengah keramaian
Aku merasa sepi

Wednesday, November 28, 2007

Bug di Cerita Jin Lampu Aladdin

Pernah denger cerita jin yang keluar dari lampu Aladdin kan? Menurut ceritanya, tiga permintaan kita bakalan dikabulin kalo kita membebaskan jin tersebut. Nah, berikut adalah syarat-syaratnya (bila kamu menemukan dan kemudian menggosokkan).
  1. Tidak boleh minta permintaan lagi,
  2. Tidak boleh mengubah sejarah/kehidupan orang lain tanpa persetujuan orang tersebut,

Nah, kalo saya nemu:

Permintaan pertama:
"Saya minta 10 permintaan lagi"

TEETT!!!
(Exception raised, error no. 1: Tidak boleh minta permintaan lagi)

"Saya minta koneksi Internet gratis 24 jam dengan kecepatan 100 GByte/S"

TUINGG!!! (Permintaan dikabulkan)

Permintaan kedua:
"Saya mau tanya apakah jin selalu mengabulkan 3 permintaan setiap kali keluar dari lampu???"

TUINGG!!! (Permintaan dikabulkan)
Ya iyalah...itu permintaan ke-2...(pertanyaan termasuk permintaan (minta jawaban toh?))

Sang jin menjawab, "YOI, 3 PERMINTAAN DIKABULKAN SETIAP SAYA KELUAR DARI LAMPU!"

Permintaan ketiga:
"Saya mau kamu masuk lagi ke botol"

TUINGG!!!

Hayo tebak yang selanjutnya terjadi... :D

Pesan moral:
Ada bug di cerita Jin Lampu Aladdin... (sudah saatnya si jin mem-patch syaratnya). Buat para admin sistem, rajin-rajinlah mem-patch sistem anda biar aman ga kayak si Jin kolot yang lupa mem-patch syaratnya sendiri :D.

NB:
Cerita ini bersumber dari Friendly. Diubah seperlunya dengan gaya bahasa gw tanpa mengubah makna yang terkandung di dalam cerita (+ gw nambahin pesan moral buat para admin)


Semoga bermanfaat... :)


Keling

Mendengar kata "keling", yang terbayang di otak ku adalah orang India. Tetapi bukan hanya itu, seiring dengan waktu, makna kata keling meluas artinya menjadi "hitam". Jadi bila mendengar kalimat "beli mercon di tempat orang keling", artinya adalah beli mercon(petasan) di tempat orang India. Tetapi kalau ada kalimat "keling kali pun kau" arinya adalah hitam sekali kau.

Pernah beberapa waktu yang lalu aku bertemu dengan salah seorang teman yang karena kehendak Tuhan dilahirkan dari ras India. Begini kira-kira percakapan kami.

DaGu (D): "Mo kemana?"
Teman (T): "Mo ke kuil di jalan XXX" (Gw lupa nama jalannya :))

D: "Dimana tu?" (Beneran ga tw, makanya sekarang masih lupa :D)
T: "Di dekat jalan Zainul Arifin"

D: "Ohh... Kampung Keling..." (Daerah di sekitar jalan Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling).
T: "Jangan gitu la bang..." (Mungkin dipikirnya gw nyindir dia..., padahal dikit pun ga da maksud untuk nyindir ato apapun...)

Gitu seringnya kata "keling" didengar (khususnya bagi warga kota Medan), sebenarnya darimana sih kata tersebut berasal? Menurut informasi yang gw dapet dari tabloid Suara USU No. 60/XII/Oktober 2007, munculnya kata "keling" kemungkinan berasal dari orang-orang Non-India yang mendengar bunyi gelang yang berjejer panjang di tangan dan di kaki orang-orang India ketika mereka berjalan. "Kan bunyinya kling, kling, kling, jadi muncullah nama Kampung Keling", jelas Rodiah, penduduk setempat yang juga pengurus Yayasan The South Indian Moslem Mosque and Walfare Community.

Mengenai benar tidaknya asal kata ini, tidak ada yang tahu. Karena sumbernya sendiri juga masih ragu-ragu. Tapi yang masih bikin gw penasaran, kenapa mereka (orang India kota Medan - kalo kota lain gw ga tau) hobi banget jualan mercon & kembang api ato buka toko peralatan olah raga???

Sunday, November 25, 2007

Selamat Datang Mati Lampu

Sejak hari Kamis, tanggal 22-11-2007 PLN dengan teratur memadamkan listrik (lagi) untuk wilayah Medan. Karena itu dihimbau agar masyarakat memaklumi (lagi) hal ini, karena memang sudah kebiasaan PLN memadamkan listrik (tentunya dengan alasan pemeliharaan). Selamat datang (kembali) buat saudara Mati Lampu...

Friday, November 23, 2007

Pembicaraan Developer dengan Client

Client: "Mas, saya mo minta buatin program stok barang donk"
Developer: "Bisa pak"
Client : "Harganya berapa Mas? Jangan yang mahal-mahal ya. Kasi harga grosir la..."
Developer: "<%(*_*)%>";

(Emangnya rokok, bisa dibeli pake harga grosir)

Yah, begitulah kira-kira pembicaraan ku dengan seorang client... :)

07.52

Pagi ini (Sabtu, 24 Nopember 2007) menunjukkan pukul 07.52. Wah, tumben aku dateng ke kantor pagi-pagi... (hari Sabtu pulak) :)

Kebijaksanaan Cendol

Semoga artikel di bawah ini dapat membuat kita lebih baik lagi...

Karena akan menerima tamu dari Thailand, maka Kyai itu merasa harus menyuguhkan Jawa. Segala yang nampak pada Pondok Pesantren yang dipimpinnya, sebenarnya relatif sudah mengekspresikan tradisional Jawa. Potret desa, model-model bangunan dan irama kehidupannya. Sang Tamu besok mungkin akan mendengarkan para santri berbincang dalam bahasa Arab atau Inggris. Tapi itu bukan masalahnya. Yang penting Kyai kita ini tidak akan mungkin menyediakan Coca Cola ke depan hidung tamunya dari tanah Thai itu.

Demikianlah akhirnya sekalian Santriyah yang tergabung dalam Qismul Mathbah (Departemen Dapur) bertugas memasak berbagai variasi menu Jawa. Dari sarapan grontol, makan siang nasi brongkos, malam gudeg, besoknya pecel, lalu sayur asem dengan snack lemet dan limpung.

Sang Kyai sendiri "cancut tali wondo" mempersiapkan suguhan siang hari yang diperkirakan bakal terik. Ia dengan vespa kunonya melaju, membawa semacam tempat sayur yang besar. Empat kilometer ditempuh, dan sampailah ia ke warung kecil di tepi jalan. Seorang Bapak tua penjual cendol. Sang Kyai sudah memperhitungkan waktunya untuk sampai pada bapak cendol ini pada dinihari saat jualannya. Yakni ketika stock masih melimpah.

Terjadilah dialog dalam bahasa Jawa krama-madya.

Masih banyak, pak ?
Masih Den, Wong baru saja bukak beberan.

Alhamdulillah, ini akan saya beli semua. Berapa ?
Pak Cendol kaget, Lho, Jangan Den ! Jawabnya spontan.

Sang Kyai pun tak kalah kagetnya : Kok Jangan ?
Lho, Kalau dibeli semua, bagaimana saya bisa berjualan ?

Sang Kyai terbelalak. Hatinya mulai knocked-down, tapi belum disadarinya.
Lho, kan saya beli semuanya, jadi bapak nggak perlu repot-repot berjualan
lagi disini hari ini.

Pak Cendol tertawa dan sang Kyai makin terperangah.
Orang jualan kan untuk dibeli. Kalau sudah laku semua kan malah beres ?

Pak Cendol makin terkekeh.
Panjenengan ini bagaimana tho den ! Kalau dagangan saya ini dibeli semua,
nanti kalau orang lainnya mau beli bagaimana ! Mereka kan tidak kebagian !

Knock-Outlah Sang Kyai
Ia terpana. Pikirannya terguncang. Kemudian sambil tergeregap ia berkata : "Maafkan, maafkan saya pak. Baiklah sekarang bapak kasih berapa saja yang bapak mau jual kepada saya".

Seperti seorang aktor di panggung yang disoraki penonton, ia kemudian mendapatkan vespanya dan ngeloyor pulang. Sesampainya di Pondok ia langsung memberikan cendol ke dapur dan memberi beberapa penugasan kepada santriyah, kemudian ia menuju kamar, bersujud syukur dan mengucapkan istighfar, lantas melemparkan tubuhnya di ranjang.

Alangkah dini pengalaman batinku gumannya dalam hati. Sembahyang dan latihan hidupku masih amat kurang. Aku sungguh belum apa-apa di depan orang luar biasa itu. Ia tidak silau oleh rejeki nomplok. Ia tidak ditaklukan oleh sifat kemudahan-kemudahan memperoleh uang. Ia terhindar dari sifat rakus. Ia tetap punya dharma kepada sesama manusia sebagai penjual kepada pembeli-pembelinya.

Ia bukan hanya seorang pedagang. Ia seorang manusia.


Dikutip dari Emha Ainun Najib

Wednesday, November 21, 2007

Pagi Ini Dua Orang Marah-Marah

Seorang pengendara motor king ingin mendahuluiku, tapi niatnya terhenti karena di simpang jalan Makmur ada pengendara lain yang hendak menyeberang. Mungkin karena pengendara tersebut agak lambat, pengendara motor king marah-marah. Pake nggeber-geber motornya lagi. Ga cuma itu, dia malah melototin pengendara motor yang hendak nyebrang. Heran neh, pagi-pagi udah marah-marah, gimana ntar siang ya? Gara-gara lambat sedikit aja ampe marah gitu. Sabar dikit napa sih?

Yang kedua terjadi di simpang Pattimura dan Mongonsidi. Seorang kernet marah-marah karena mobil didepannya belum jalan padahal lampu lalu lintas sudah ijo. Loh, kalo gitu kernetnya ga salah donk? Ya jelas salah la! Lampu ijonya baru nyala ± 1 detik eh si kernet udah marah-marah. Heran, gitu aja kok marah.

Pagi-pagi udah marah-marah. Gimana ntar siangnya?

Wednesday, November 14, 2007

Tentang Programmer

"Rokoknya mas"
"Makasi, ga ngerokok"
"Loh, programmer disini kok pada ga ngerokok smua ya? Kalo disana programmer pada ngerokok semua..."

Begitulah kira-kira sekilas perbincangan ku dengan salah seorang programmer asal pulau Jawa pas lagi ngerjain project di salah satu perusahaan perkebunan. Menyiratkan kalau dia menganggap bahwa semua itu programmer itu perokok. Memang, kadang-kadang ada faktor-faktor tertentu membuat seseorang "dicap" sebagai programmer. Saking maniaknya coding, seorang programmer kadang-kadang mpe lupa cukuran, jarang mandi, telat sarapan (dirapel ama makan malam), ga pernah ganti baju, daerah sekitar mata kehitam-hitaman, tak jarang yang sering pilek karena kebiasaan begadang. Hal inilah yang membuat programmer diidentikkan dengan hal-hal tersebut di atas.

Ada satu kasus menarik. Ada seseorang mengirimkan email ke milis. Intinya dia kebingungan mau berpakaian apa pada saat wawancara pekerjaan sebagai programmer. Wah kenapa bingung? Karena telah tertanam di otaknya bahwa pakaian programmer mesti acak-acakan. Karena ada wawancara pekerjaan, dia bingung kalo berpakaian rapi ntar dianggap bukan programmer. Kalo pakaian acak-acakan ntar dianggap ga sopan. Nah lo, ga nyambung banget kan? Kita mesti sadar diri lah, namanya juga mau wawancara. Pakai pakaian yang sopan dunkz. Apa anda mau pergi wawancara tapi belum mandi, masih pake kaos oblong, celana pendek, kumis dan jenggot belum dirapiin, belum sikat gigi, mata masih setengah karena baru selesai coding? Ngga kaan...?

Kitalah yang Menciptakan
Yah, kitalah yang membuat aturan-aturan tersebut. Mengelompokkan seseorang berdasarkan "cover"-nya. Kalo mau jujur, ga semua orang seperti itu. Ga jarang kok programmer yang pakaiannya rapi. Keahlian seseorang di bidang programming ga ditentukan ama rapi atau tidak pakaiannya. So, walaupun seorang programmer berjenggot tebal, pakaian lusuh, mata kehitam-hitaman, belum tentu dia master coding. Bisa jadi dia adalah seorang programmer yang ga laku karena kurang ilmu.

Aku banyak kenal programmer yang berpakaian rapi, dan kenal pula programer-programmer berpakaian yang acak-acakan. Aku kenal juga programmer yang merokok. Dan banyak juga kenal mereka yang tidak merokok. Kesimpulannya, bukan dari cara pakaian atau kebiasaan yang menentukan bahwa seseorang itu programmer atau bukan. Soal cara pakaian dan kebiasaan itu merupakan pribadi dari masing-masing programmer dan berbeda satu sama lainnya.


Mr. X: "Mas, programmer ya?"
Gelandangan: "Kok nebak gitu?"
Mr. x: "Tuh pakaiannya acak-acakan..."
Gelandangan: "Lah.. dulu gw disebut gelandangan, sekarang disebut programmer... Udah nasib jadi orang susah.. disebut apa aja ya pasrah aja..." (Bicara dalam hati sambil garuk-garuk kepala)

Friday, November 09, 2007

Mengintip Password Komputer Boss

Seorang office boy (OB) suatu hari sedang membersihkan lantai di belakang kursi Direktur. Saat itu sang direktur sedang duduk di kursinya mengerjakan sesuatu yang kelihatan sangat penting di depan komputernya. Saking sibuknya sang direktur berkonsentrasi ke komputer, ia tidak menyadari si office boy mengintip dari pundaknya apa yang sedang ia kerjakan.

Beberapa menit kemudian, di ruang office boy, ia mengatakan kepada rekannya yang lain, bahwa ia tadi sempat mengintip sang boss mengetikkan password-nya! Ia melihat huruf demi huruf! Ia pun tegang karena mungkin merupakan satu-satunya yang tahu password orang nomor satu di perusahaan itu!

Kabar angin pun beredar beberapa hari kemudian, dan seorang staf IT yang ingin masuk lewat jaringan ke komputer sang boss untuk mengetahui rahasia perusahaan terutama rahasia boss, mendekati si office boy.

"Saya akan bayar berapa untuk password itu?" tanya si staf IT.

Sang office boy dengan gugup menjawab, "Dua ratus ribu!"

"Kemahalan! Seratus," staf IT berargumen sambil langsung menyodorkan uang seratus ribu.

Si office boy pun setuju.

Setelah memberikan uangnya, si staf IT menyiapkan pensil untuk mencatat di secarik kertas. "Oke, apa passwordnya?"

"Bintang, bintang, bintang, bintang, bintang, bintang!" jawab sang office boy sambil berbisik. "Passwordnya ternyata hanya enam bintang!"


Sumber: http://www.ketawa.com

Egois

Matahari semakin meninggi, udara panas sedikit menyengat. Sayup-sayup terdengar suara lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an dari speaker mesjid, dikalahkan oleh bising kendaraan. Dengan mengenakan jaket hitam pelindung panas, aku, bersama sepeda motorku, menuju rumah sepupuku.

Bersiap-siap mo shalat Jum'at karena panggilan sudah terdengar. Setelah berwudhu, ku melangkahkan kaki menuju mesjid Silaturrahim.

Sang khatib berkhutbah. Seperti biasa, aku mendengarkan dan mencoba untuk tidak mengantuk. Tapi kali ini ada yang menarik di dalam isi khutbahnya. Ia menyinggung orang-orang yang sudah sering naik haji. Untuk setiap muslim, ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup, itupun bila mampu. Ibadah haji yang berikutnya tidak dipandang sebagai ibadah wajib. Khatib Jum'at tersebut berpendapat alangkah baiknya bila uang yang digunakan untuk berhaji yang kedua dan seterusnya disumbangkan untuk membangun fasilitas umum seperti jembatan yang rusak. Atau membantu fakir miskin dan anak-anak terlantar. Manfaatnya lebih terasa. Bila dibandingkan dia haji berkali-kali. Bayangkan bila orang-orang muslim kaya yang sering naik haji memikirkan hal ini. Sudah berapa fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat? Sudah berapa anak-anak yang bersekolah? Sudah berapa fakir miskin yang tersenyum bahagia?

Aku berpikir, manusia adalah makhluk egois. Hanya sedikit yang memikirkan penderitaan orang lain. Hanya sedikit yang peduli dengan nasib orang lain. Astaghfirullah... Apakah aku termasuk salah satu diantara mereka yang egois? Apakah aku hanya memikirkan kepentingan diri sendiri? Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba-Mu ini... aamiin...

Thursday, November 08, 2007

He 's here and with me for a reason

Sebuah kisah menarik untuk pengembangan diri. Renungkan, pahami, dan lakukan....

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat, Keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.

Aku mendesak, menghardik, memarahinya, keong memandangku dengan pandangan meminta maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga..."

Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya. Keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.

Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan? Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap... Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang. Pelankan langkah, tenangkan hati...

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung tawon. Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga! Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He 's here and with me for a reason..."

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena ia lah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh/kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia. Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterimakasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, berterimakasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.

Wednesday, November 07, 2007

Halal bi Halal

Halal bi Halal, sebuah momen setelah bulan Ramadhan, berkumpul untuk saling mempererat silaturahim. Hal ini lazim dilakukan di Indonesia. Dan yang menarik, ternyata orang Arab sendiri, tidak mengerti apa itu halal bi halal, karena memang tidak ada istilah seperti itu di dalam bahasa Arab. Jadi, bagaimana bisa istilah tersebut populer di Indonesia? Bahkan istilah tersebut kita ekspor ke Malaysia dan Brunei.

Ga jelas siapa yang membuat istilah "Halal bi halal". Ada yang bilang bung Karno lah yang memprakarsainya [link]. Dari salah satu acara di tv, sejarah halal bi halal bermula dari kemerdekaan bangsa Indonesia diraih bertepatan pada saat umat Muslim melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Pada bulan Ramadhan-lah bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan dan juga dari godaan syetan. Pada saat itu banyak spanduk yang bertuliskan HALAL BI HALAL. Oleh karena itulah frase tersebut masih dipake sampai sekarang. Entah siapa yang buat, tapi yang jelas nilai bahasa Arabnya D. Hehe...

Hm... ntar Malaysia mengklaim "Halal bi halal" asli dari Malaysia ga ya...???

NB:
momen postingnya ga dpt... mestinya gt abis lebaran... yah... baru kemaren sempat ngetiknya (sok sibuk)

Hati: Tak Bisa Kau Pungkiri

Hati...
Sesuatu yang tak bisa kau ingkari
dan tak bisa kau pungkiri
serta tak bisa kau hindari
tidak bisa pula kau manipulasi
walau yakin bisa kau lakukan
Ia takkan berubah
bagaimanapun caramu mengubahnya
Ia hanya bisa terpendam
dan menyisakan setitik api
yang takkan padam
kecuali kau menemukan yang baru
yang lebih terang
dari api kecilmu
sebelum itu
terimalah...
Ia takkan bisa kau ingkari...

Tuesday, November 06, 2007

Muhammad SAW Penutup Nabi-Nabi


[33:40] Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dari sejak Nabi Muhammad SAW wafat hingga kini, banyak sekali manusia yang mengaku-ngaku menjadi nabi atau rasul yang terakhir umat Islam. Padahal, dari surat Al Ahzab ayat 40 di atas, sudah jelas bahwa Rasulullah SAW adalah penutup nabi-nabi. Bila para pendusta berkata "Aku adalah rasul terakhir, sedangkan Al Qur'an mengatakan Muhammad SAW adalah penutup nabi, bukan penutup rasul", maka dia benar-benar BODOH. Nabi BELUM TENTU rasul, sedangkan rasul SUDAH PASTI nabi. Seseorang tidak akan menjadi rasul, bila ia bukan nabi. Bila Nabi Muhammad SAW adalah penutup nabi-nabi, maka SUDAH PASTI dia juga penutup rasul-rasul sebelumnya.

Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah...

Hanya sedikit yang dapat saya sumbangkan demi tegaknya kebenaran di dunia ini...

Semoga bermanfaat...

Ayat Al Qur'an diambil dari: http://www.dudung.net.

Monday, October 29, 2007

Ten Mistakes in English

Dikutip dari sebuah web, tapi lupa namanya apa :)


These days, we tend to communicate via the keyboard as much as we do verbally. Often, we're in a hurry, quickly dashing off e-mails with typos, grammatical shortcuts (I'm being kind here), and that breezy, e.e. cummings, no-caps look. It's expected. It's no big deal. But other times, we try to invest a little care, avoiding mistakes so that there's no confusion about what we're saying and so that we look professional and reasonably bright.

In general, we can slip up in a verbal conversation and get away with it. A colleague may be thinking, Did she just say "irregardless"?, but the words flow on, and our worst transgressions are carried away and with luck, forgotten.

That's not the case with written communications. When we commit a grammatical crime in e-mails, discussion posts, reports, memos, and other professional documents, there's no going back. We've just officially gone on record as being careless or clueless. And here's the worst thing. It's not necessary to be an editor or a language whiz or a spelling bee triathlete to spot such mistakes. They have a way of doing a little wiggle dance on the screen and then reaching out to grab the reader by the throat.

So here we are in the era of Word's red-underline "wrong spelling, dumb ass" feature and Outlook's Always Check Spelling Before Sending option, and still the mistakes proliferate. Catching typos is easy (although not everyone does it). It's the other stuff -- correctly spelled but incorrectly wielded -- that sneaks through and makes us look stupid. Here's a quick review of some of the big ones.

#1: Loose for lose
No: I always loose the product key.
Yes: I always lose the product key.

#2: It's for its (or god forbid, its')
No: Download the HTA, along with it's readme file.
Yes: Download the HTA, along with its readme file.
No: The laptop is overheating and its making that funny noise again.
Yes: The laptop is overheating and it's making that funny noise again.

#3: They're for their for there
No: The managers are in they're weekly planning meeting.
Yes: The managers are in their weekly planning meeting.
No: The techs have to check there cell phones at the door, and their not happy about it.
Yes: The techs have to check their cell phones at the door, and they're not happy about it.

#4: i.e. for e.g.
No: Use an anti-spyware program (i.e., Ad-Aware).
Yes: Use an anti-spyware program (e.g., Ad-Aware).
Note: The term i.e. means "that is"; e.g. means "for example." And a comma follows both of them.

#5: Effect for affect
No: The outage shouldn't effect any users during work hours.
Yes: The outage shouldn't affect any users during work hours.
Yes: The outage shouldn't have any effect on users.
Yes: We will effect several changes during the downtime.
Note: Impact is not a verb. Purists, at least, beg you to use affect instead:
No: The outage shouldn't impact any users during work hours.
Yes: The outage shouldn't affect any users during work hours.
Yes: The outage should have no impact on users during work hours.

#6: You're for your
No: Remember to defrag you're machine on a regular basis.
Yes: Remember to defrag your machine on a regular basis.
No: Your right about the changes.
Yes: You're right about the changes.

#7: Different than for different from
No: This setup is different than the one at the main office.
Yes: This setup is different from the one at the main office.
Yes: This setup is better than the one at the main office.

#8 Lay for lie
No: I got dizzy and had to lay down.
Yes: I got dizzy and had to lie down.
Yes: Just lay those books over there.

#9: Then for than
No: The accounting department had more problems then we did.
Yes: The accounting department had more problems than we did.
Note: Here's a sub-peeve. When a sentence construction begins with If, you don't need a then. Then is implicit, so it's superfluous and wordy:
No: If you can't get Windows to boot, then you'll need to call Ted.
Yes: If you can't get Windows to boot, you'll need to call Ted.

#10: Could of, would of for could have, would have
No: I could of installed that app by mistake.
Yes: I could have installed that app by mistake.
No: I would of sent you a meeting notice, but you were out of town.
Yes: I would have sent you a meeting notice, but you were out of town.

Bonus peeve

I'll just throw one more thing out here: My current burning pet peeve. At some point, who knows when, it became common practice to say that something is "hit and miss." Nuh-UH. It can't be both, right? It either hits or it misses... "Hit OR miss." Granted, it's a small thing, a Boolean-obsessive sort of thing. But it's nonetheless vexing because it's so illogical. Okay, that's mine. If you've got a peeve of your own, share it in the discussion (or post a comment and tell me to get over it).


Semoga bermanfaat... :)

Wednesday, October 24, 2007

Bahaya Email Berantai

> DEar All
>
> Ini ada info baru n semoga bermanfaat..............
>
> atm info: Jika anda sedang terancam jiwanya karena
>dirampok/ditodong seseorang untuk mengeluarkan uang dari atm ,maka anda
>bisa minta pertolongan diam2 dengan memberikan nomor pin secara terbalik
>,misal no asli pin anda 1254 input 4521 di atm maka mesin akan
>mengeluarkan uang anda, juga tanda bahaya Ke kantor polisi tanpa
>diketahui pencuri tsb.Fasilitas ini tersedia di seluruh atm tapi hanya
>sedikit orang yang tahu tolong kasih tahu info kepada yang lain
>ya........
>

Kalau jaman dulu, pesan di atas namanya surat berantai. Penerima surat diharuskan menyalin surat yang diterima sebanyak beberapa lembar kemudian menyebarkannya kepada orang lain. Dan begitu seterusnya. Kini, seiring perkembangan teknologi, surat berantai sudah ketinggalan jaman. Digantikan dengan email atau pesan dari situs pertemanan (seperti friendster atau myspace). Biasanya yang mengirimkannya adalah kerabat dekat. Hmm... berarti namanya email berantai :). Tetapi apapun namanya, hal tersebut tentu mengganggu si penerima. Udah koneksi Internet lelet, eh... email yang dibuka isinya sampah!

Makin seringnya pengguna yang "rajin" mem-forward email berantai kepada teman-temannya, bisa jadi karena fasilitas yang terdapat di web penyedia layanan email atau software email client yang digunakan. Hanya dengan sekali klik, kemudian pilih seluruh teman, dan kirim! Dan sang email berantai pun menyebar bak virus. Hal tersebut saya rasa termasuk spamming. Yang masih menjadi pikiran saya, mengapa ya orang-orang senang mem-forward email yang tajol (tak jolas) asal usulnya?

Mm... jadi gimana donk? Ga bole forward email? Bukan itu intinya. Tentu saja boleh mem-forward email. Yang penting, isi email yang diterima sudah pantas ga untuk di-forward? Apakah isinya bermanfaat? Bila berkaitan dengan sesuatu hal seperti akidah, fiqh, fakta, ataupun info, sebaiknya pesan tersebut diteliti dahulu kebenarannya (check and recheck). Jadi inget kasus tentang data korban musibah Adam Air di awal tahun 2007, dengan pedenya menteri perhubungan yang kala itu dijabat oleh pak Hatta Rajasa mengumumkan data yang belum diverifikasi kebenarannya. Wah, satu Indonesia kena TEPU! Bila isinya hanya sampah, buat apa di-forward? Tentu hanya menuh-menuhin inbox si penerima kan? Beberapa waktu yang lalu ada teman yang mengirimkan pesan yang berisi info tentang virus baru. Mungkin karena di akhir pesan ada tulisan kira-kira seperti ini: "SEGERA KIRIM KE SELURUH TEMAN-TEMANMU!" maka bagai sapi yang dicocok hidungnya, diapun menyebarkan pesan berantai tersebut dengan senyuman dan hati riang serta berpikir bahwa teman-teman yang menerima pesannya akan berterima kasih telah diberitahu sebuah info penting... fiuh... benarkah demikian? Saya, sebagai salah satu penerima pesan, membaca dan mengamati isi pesan tersebut. Setelah dibaca ternyata banyak keganjilan dan untuk memastikannya saya lakukan kroscek ke berbagai sumber yang bisa dipercaya di Internet. Yah... dari observasi saya, ternyata pesan tersebut adalah hoax (berita bohong). So, buat apa nyebarin kebohongan? Dosa tau!


Bahkan ada yang mencetak isi email berantai dan menyebarkannya di tempat umum! Walah!

So, kesimpulannya... jangan pernah percaya 100% segala hal yang kamu ketahui dari Internet. Semua orang bisa mengakses Internet, semua orang bisa nulis di Internet. Begitu banyak artikel-artikel di Internet yang isinya penuh kebohongan, propaganda, adu domba, maupun penyisipan doktrin-doktrin tertentu. Bila kita tidak hati-hati dan langsung menyerap apa yang dibaca tanpa menyaringnya terlebih dahulu, maka kita yang akan diperbudak oleh teknologi. Teknologi bagaikan mata pisau yang tajam. Bila digunakan dengan benar, maka akan memudahkan pekerjaan kita. Bila tidak... bisa-bisa membunuh teman, kerabat, saudara, atau bahkan diri kita sendiri.


Semoga bermanfaat... :)

Fotografer: Dani Gunawan

Tuesday, October 23, 2007

Rambu yang Aneh...



Hmm.... kayaknya mending istirahat di dalam mobil daripada di bawah mobil... :)

Sunday, October 21, 2007

Rendang Open Source

[Serius Mode Off]

Isu rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia emang udah lama banget. Tapi pas lagi makan rendang pada saat Idul Fitri kemaren, isu tersebut kembali terngiang-ngiang. Bila rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia, maka semua restoran Padang yang menyediakan rendang sebagai menu masakannya harus membayar royalti kepada Malaysia. Kalo udah gitu bakalan banyak restoran-restoran "pemberontak". Mana mungkin mereka mau bayar royalti untuk rendang yang jelas-jelas memang dari Padang. Kemudian muncullah rendang bajakan, yaitu rendang yang dijual tetapi tidak membayar royalti kepada Malaysia. Dan muncullah isu "haram" bagi rendang bajakan. Sweeping rendang bajakan dilakukan secara berkala. Bagi restoran yang tidak dapat menunjukkan sertifikat rendang "Asli Malaysia" akan dituntut. Karena sudah tidak tahan lagi terhadap monopoli rendang "Asli Malaysia", lahirlah sebuah komunitas anti rendang bajakan yang menciptakan Rendang Open Source. Resep rendang open source dapat diperoleh secara gratis. Membuatnya pun tidak perlu lisensi. Akhirnya pemerintah Indonesia dengan gencar mempromosikan Rendang Open Soure dan membuat sebuah resep rendang baru yaitu RIGOS (Rendang Indonesia Go Open Source).

[Serius Mode On]

Kalau mo buat rendang ya buat lah... tak perlu lah dipatenkan segala... Negara yang aneh....

:)

Monday, October 08, 2007

Malaysia Truly Asia? BULLSHIT!!!

Pasti anda sering mendengar iklan-iklan tentang "Malaysia Truly Asia". Iklan yang memperlihatkan keindahan negeri Malaysia dan berusaha menyedot turis Indonesia agar berlibur kesana.

Tetapi... benarkah demikian???

Malaysia tak lebih dari negara pembajak. Pulau, rendang, batik, angklung sudah dibajak oleh negara Malaysia.

Malaysia tak lebih dari negara meremehkan bangsa lain. Terbukti dari pelanggaran hak-hak asasi yang dilakukan warga atau polisi Malaysia terhadap warga negara Indonesia yang berkunjung kesana. TKW, pelajar, wasit bela diri, bahkan sampai istri diplomat tak luput dari tindakan semena-mena warga Malaysia.

Lihat berita di:
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=309859&kat_id=3

Shalat Bagi Musafir (2): Jama' Antara Dua Shalat

Klik disini untuk melihat bagian pertama Shalat Bagi Musafir: Syarat-Syarat Qashar.

Jama' Antara Dua Shalat
Boleh men-jama' antara shalat Dzuhur dan Ashar, dan antara shalat Maghrib dan Isya', taqdiman (didahulukan) dan ta'khira (diakhirkan), disebabkan oleh halangan safar. Demikian menurut pendapat Maliki, Syafi'i dan Hambali. Sedangkan Hanafi berkata: Tidak boleh sama sekali men-jama' antara dua shalat karena halangan safar. Maksud taqdiman (didahulukan) itu ialah men-jama' shalat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan di waktu Dzuhur. Dan maksud ta'khiran (diakhirkan) itu ialah men-jama' Dzuhur dan Ashar dan dikerjakan di waktu Ashar.

Hukum Orang Yang Tidak Tahu dan Orang Lupa
Imamiyah berkata: Orang yang mengerjakan shalat tamam (sempurna) di dalam perjalanannya dengan sengaja, maka shalatnya menjadi batal. Dan ia wajib mengulang pada waktunya sudah habis, kalau seseorang mengerjakan shalat tamam karena tidak tahu wajibnya shalat qashar itu, maka secara mutlak ia tidak wajib mengulang shalatnya, baik masih ada waktu maupun sudah habis waktunya. Kalau seseorang mengerjakan shalat tamam karena lupa, kemudian ia ingat, sedangkan ia masih dalam waktu maka ia harus mengulang shalatnya, dan kalau ia mengingatnya di luar waktu shalat maka ia tidak perlu mengulang.

Dan selanjutnya Imamiyah mengatakan: barangsiapa memasuki waktu shalat, sedangkan ia bukan dalam keadaan safar dan memungkinkan untuk dia melakukan shalat, kemudian dia safar sebelum mengerjakan shalat, maka ia wajib shalat qashar. Jika telah masuk waktu shalat, sedangkan ia dalam keadaan musafir dan belum melakukan shalat sehingga ia sampai ke negerinya atau tempat ia mukim selama sepuluh hari, maka ia wajib mengerjakan shalat secara tamam (sempurna). Hukum yang berlaku baginya adalah ketika ia menunaikannya, bukan ketika diwajibkannya.


Sumber: Fiqih Lima Mazhab karya Muhammad Jawad Mughniyah diterjemahkan oleh Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff.

Shalat Bagi Musafir (1): Syarat-Syarat Qashar

Shalat merupakan kewajiban umat muslim, baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit. Baik ketika menetap di suatu tempat maupun sedang dalam perjalanan. Tidak ada kondisi yang mengizinkan seorang muslim untuk meninggalkan shalat.

Berhubung saat ini isu "mudik" sedang in, maka saya hendak menyampaikan bagaimana kita shalat dikala sedang melakukan perjalanan.

Apa yang saya sampaikan disini tidak berdasarkan ilmu saya sendiri, tetapi saya kutip dari pendapat para ulama yang jauuh lebih ahli daripada saya. Paparan di bawah ini merupakan ringkasan dari pendapat-pendapat lima mazhab, yaitu: Imamiyah, Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.

Berikut paparan mengenai shalat bagi musafir:

Para ulama sepakat bahwa qashar shalat itu khusus untuk shalat-shalat rubai'yah (yang jumlah rakaatnya empat). Jadi shalat Dzuhur, Ashar dan Isya' dikerjakan dua rakaat saja seperti shalat Subuh.

Ada perselisihan pendapat tentang, apakah qashar shalat dalam perjalanan itu suatu 'azimah (keharusan mutlak) yang tidak boleh ditinggalkan, atau hanya merupakan rukhshah (keringanan) yang menjadi pilihan antara meng-qashar dan menyempurnakan? Dalam hal ini Hanafi dan Imamiyah berkata: Ia merupakan 'azimah (sesuatu yang diharuskan). Jadi qashar adalah ketentuan. Sedangkan mazhab-mazhab lainnya mengatakan: Ia hanya rukhshah (keringanan). Jika mau dikerjakan qashar, dan kalau tidak, boleh menyempurnakan shalat.

Syarat-Syarat Qashar
Qashar shalat itu mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

(1) Menempuh jarak yang tertentu
Menurut mazhab Hanafi syarat qashar adalah 107,5 km ditambah 20 meter.
Menurut ketiga mazhab lainnya (Maliki, Syafi'i dan Hambali) syarat qashar adalah 80,5 km ditambah 140 meter.
Menurut Imamiyah syarat qashar adalah 40 km ditambah 320 meter.

(2) Harus berniat menempuh jarak yang telah ditetapkan itu dari mulai berangkatnya. Demikian menurut kesepakatan ulama.

(3) Tidak boleh meng-qashar shalat kecuali bila sudah meninggalkan bangunan kota (tugu batas). Demikian pendapat empat mazhab. Sedangkan Imamiyah berpendapat hal itu masih cukup, tetapi harus benar-benar jauh dari bangunan kota.

(4) Perjalanan itu haruslah perjalanan yang mubah. Seluruh ulama kecuali Hanafi sepakat bila perjalanan tersebut adalah perjalanan haram (misalnya untuk mencuri), maka qashar tidak boleh dilakukan.

(5) Orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak boleh bermakmum kepada orang yang dalam perjalanan, atau kepada musafir yang mengerjakan shalat dengan teman (sempurna). Kalau dilakukan juga, maka ia harus mengerjakan shalat dengan sempurna, demikian menurut empat mazhab. Sedangkan Imamiyah mengatakan bahwa orang yang shalat sempurna boleh bermakmum kepada yang shalat qashar dan sebaliknya dengan catatan masing-masing melaksanakan kewajibannya.

(6) Hendaklah berniat qashar pada shalat yang dilaksanakannya.

(7) Tidak boleh berniat akan menetap selama lima belas hari berturut-turut, demikian menurut mazhab Hanafi. Atau sepuluh hari menurut Imamiyah, atau empat hari menurut Maliki dan Syafi'i, atau masa wajib atasnya lebih dari dua puluh shalat menurut Hambali.

(8) Menurut Hambali dan Imamiyah, pekerjaan musafir itu menuntut untuk tidak sering bepergian. Pada mazhab yang lainnya, pendapat ini tidak ada.

(9) Mazhab Imamiyah mengatakan rumah tinggalnya harus berbeda dengan golongan yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, yang selalu berpindah tempat.

(10) Hanafi, Hambali dan Maliki mengatakan: jika seorang musafir pulang dari perjalanannya dan bermaksud kembali ke tempat ia berangkat dari perjalanannya, maka dalam hal ini harus diperhatikan, jika ia melakukan sebelum menempuh jarak qashar, maka batallah perjalanannya, dan wajib atasnya menyempurnakan shalat. Dan jika ia telah menempuh jarak yang telah ditetapkan syara', maka ia boleh meng-qashar hingga kembali ke negerinya.
Sedangkan Syafi'i mengatakan: bilamana terlintas dalam benaknya hendak kembali di tengah-tengah perjalanannya, maka ia harus menyempurnakan shalatnya.
Imamiyah mengatakan: jika seseorang bermaksud membatalkan perjalanannya atau merasa bimbang sebelum menempuh jarak yang mewajibkannya qashar, maka ia wajib menyempurnakan shalatnya. Tetapi kalau ia sudah menempuh jarak qashar, maka ia wajib meng-qashar shalatnya. Kelangsungan niat safar itu termasuk syarat selama belum menempuh jarak yang ditetapkan. Apabila jarak qashar itu sudah ditempuh, maka tidak tergantung lagi pada niat.

Seluruh ulama sepakat bahwa semua syarat yang ditetapkan untuk qashar, menjadi syarat pula bagi bolehnya membatalkan puasa. Imamiyah mengatakan: orang yang berbuka, wajib qashar, orang yang meng-qashar wajib berbuka.


Sumber: Fiqih Lima Mazhab karya Muhammad Jawad Mughniyah diterjemahkan oleh Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff.

Sunday, October 07, 2007

Tips Mudik

Mudik merupakan salah satu agenda tetap tahunan menjelang hari raya Idul Fitri, bagi sebagian orang. Pulang ke kampung halaman, bertemu sanak saudara dan kerabat merupakan kebahagiaan tersendiri. Tetapi apakah pulang ke kampung halaman seindah bayangan semua orang? Bila tidak berhati-hati, mudik bisa jadi petaka!

Simak tips agar mudik aman dan nyaman (based on my experience):

Bila menggunakan angkutan umum:
  • Periksa tiket anda.
  • Bawa uang tunai secukupnya.
  • Waspada thd org yg menawarkan minum atau makanan. Bukannya berburuk sangka, tetapi untuk mencegah hal2 yang tidak diinginkan. Sudah banyak dijumpai kasus pemudik yang terbius setelah meminum minuman pemberian orang yang tak dikenal.
  • Usahakan tidak memakai perhiasan. Bila terpaksa, jangan berlebihan.
  • Bila membawa anak-anak, awasi mereka.
  • Jaga barang bawaan.
  • Simpan uang anda tidak di satu tempat (Simpan di tempat lain selain dompet, misalnya di saku, di dalam ikat pinggang).
  • Bawa obat-obatan.

Bila menggunakan kendaraan sendiri:
  • Istirahat sehari sebelum mudik agar badan dalam kondisi prima.
  • Cek kendaraan (oli, bensin, tekanan ban).
  • Bawalah peta.
  • Bawalah P3K.
  • Istirahat bila sudah terasa ngantuk.
  • Bila melakukan perjalanan malam, usahakan tidak terlalu jauh dengan kendaraan yang lain.

Bagaimana dengan kendaraan/rumah/kamar kos yang ditinggalkan?
  • Titipkan kendaraan/rumah anda kepada saudara atau orang yang anda percayai. Kalau kamar kos.. ya titip sama yang punya kos la :)
  • Bila menitipkan rumah kepada tetangga, ingatkan agar menghidupkan lampu bila telah malam dan mematikannya bila telah pagi agar rumah terlihat berpenghuni.
  • Mintalah agar satpam di sekitar rumah anda mengawasi rumah anda. Jangan lupa memberikan THR agar pekerjaannya dilakukan dengan senang hati :)
  • Letakkan sandal di depan pintu rumah agar terlihat berpenghuni.
  • Pegadaian bisa dijadikan alternatif sebagai tempat penitipan (baca: gadai) barang berharga seperti kendaraan atau perhiasan. Selain barangnya aman, kita jadi punya tambahan dana untuk mudik. Tetapi jangan lupa menebusnya :D
  • Usahakan tidak meninggalkan barang berharga di kamar kos anda.


Bagi yang sering mudik... sharing pengalamannya yah.... :)

Friday, October 05, 2007

Spanduk Tidak EYD

Spanduk yang bersifat resmi, seharusnya menggunakan kalimat baku atau EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Tetapi spanduk yang dibuat oleh Security-USU dan fren, tidak sesuai dengan EYD. Kata "kenderaan" pada spanduk bukan merupakan EYD. Seharusnya adalah "kendaraan".


Fotografer: Dani Gunawan.
Foto retouch: Dani Gunawan.

Sisa-Sisa Peperangan

Sisa-sisa peperangan setelah bubar (buka bareng) staf NIIT:





Fotografer: Dani Gunawan

Thursday, October 04, 2007

Sebutir Kurma Penjegal Do'a

Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat ya ng satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim" ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya ibrahim. "Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu. "Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?". Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. "Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?".
"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sam a dengan saya." "Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu."

Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim.

4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain."

"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."

"Sepertinya kita sudah harus memulai tekat yang bulat untuk menerapkan yang hak dan yang bathil dalam hidup kitan dan kita juga harus berhati-hati dalam memasukan memakan ke dalam tubuh kita... apakah sudah halal-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu ...???


Kesimpulan penulis:
Sedikit saja makanan halal yang didapat dengan cara yang tidak halal dapat menyebabkan tertolaknya do'a kita, apalagi bila kita memakan makanan yang haram. Apakah ini yang terjadi di negeri kita? Ada berapa umat muslim di Indonesia yang berdoa? Ada berapa banyak haji di Indonesia yang berdoa? Ada berapa banyak ulama di Indonesia yang berdoa? Tetapi Indonesia masih terpuruk. Indonesia tak henti-hentinya dicoba dan terus dicoba. Musibah demi musibah silih berganti. Tak perlu menyalahkan orang lain. Lihat diri sendiri. Sudah halalkah yang engkau makan?

Wednesday, October 03, 2007

Pengemis Buta dan Rasulullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya,

Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah Itu?, tanya Abubakar RA.

Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA. Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu.

Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, Siapakah kamu?

Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW?

Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?

Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.


Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulullahmu...

Sadaqah Jariah salah satu dari nya mudah dilakukan, pahalanya?

MasyaAllah....macam meter taxi...jalan terus.

Sadaqah Jariah - Kebajikan yang tak berakhir.

1. Berikan al-Quran pada seseorang, dan setiap dibaca, Anda mendapatkan hasanah.

2. Sumbangkan kursi roda ke RS dan setiap orang sakit menggunakannya, Anda dapat hasanah.

3. Bantu pendidikan seorang anak.

4. Ajarkan seseorang sebuah do'a. Pada setiap bacaan do'a itu, Anda dapat hasanah.

5. Bagi CD Quran atau Do'a.

6. Terlibat dalam pembangunan sebuah mesjid.

7. Tempatkan pendingin air di tempat umum.

8. Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau binatang berlindung dibawahnya, Anda dapat hasanah.

9. Bagikan pesan ini dengan orang lain. Jika seseorang menjalankan salah satu dari hal diatas,

InsyaAllah Anda dapat hasanah sampai hari Qiamat.


Aminnnnnn...

Tuesday, October 02, 2007

Tidur di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Ketika azan berkumandang, kaum muslimin pun beranjak dan melepaskan sejenak pekerjaannya menuju asal suara azan tsb, Mesjid. Tetes demi tetes air mensucikan hadast kecil, hingga layak seorang muslim menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Takbir imam diikuti oleh makmum, bersama-sama menunaikan kewajiban shalat hingga akhirnya mengucap salam.

Pemandangan seperti itu lazim ditemui, walaupun bukan pada bulan Ramadhan. Hanya kuantitas jama'ah saja yang berbeda (lebih banyak ketika bulan Ramadhan). Sama halnya dengan kuantitas jama'ah yang tidur di mesjid. Kalau di bulan biasa mereka yang tidur di mesjid berjumlah satu dua, di bulan Ramadhan bisa sepuluh kali lipat. Sebuah pemandangan yang memprihatinkan. Seakan-akan mesjid berfungsi sebagai tempat tidur. Tidak adakah hal yang lebih baik untuk memakmurkan mesjid selain tidur?

Hadist yang berbunyi "Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni" (hadist #1) atau "Orang yang berpuasa dicatat sebagai orang yang sedang ibadah, kendatipun ia tidur di atas ranjangnya." (hadist #2) biasanya dijadikan alasan untuk bermalas-malasan selama bulan Ramadhan. Yang menjadi permasalahan adalah, shahih-kah hadist tersebut?

Penjelasan hadist #1:
Berikut cuplikan pernyataan dari H. Ahmad Sarwat, Lc di Eramuslim.com:
'Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.
Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).
Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif teteapi sudah sampai derajat hadits maudhu' (palsu)…'
Keterangan selanjutnya Anda dapat pelajari di Eramuslim.com
(Sumber : www.pintunet.com)

Penjelasan hadist #2:
`Orang yang berpuasa dicatat sebagai orang yang sedang ibadah, kendatipun ia tidur di atas ranjangnya.`

Dalam situs Perpustaakaan-Islam.com disebutkan bahwa status hadits ini adalah dhaif karena ada dua perawinya yang tidak diutarakan oleh para pakar ulumul hadist.

Hadits ke 653 dari kitab Silsilatu Ahaaditsu Ad-Dhaifah wal Maudhuah wa Atsarus Sayyi fil Ummah karya Syaikh Al-Bany, edisi terjemahan, Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu jilid-1, cetakan Gema Insani Press.
(Sumber : www.pintunet.com)

Sayangnya banyak para ulama yang tidak mengecek kebenaran hadist tersebut dan langsung menyampaikannya kepada jama'ah. Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda akan tetap akan menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadhan yang penuh berkah dengan terlelap di Mesjid atau di tempat tidur anda?

Monday, October 01, 2007

What a Silent Day

I woke up in the morning,
no one knew me

I walked along the road,
no one knew me

When I was trying to reach 'em,
no one knew me

Fiuhh, what a silent day... :(

Friday, September 28, 2007

Think Before You Blog

Think Before You Blog

So true, dont ya think?

It is soooooooo funnnnnnyyyyyyy (Read fully)

Before the marriage:
He: Yes. At last. It was so hard to wait.
She: Do you want me to leave?
He: NO! Don't even think about it.
She: Do you love me?
He: Of course!
She: Have you ever cheated on me?
He: NO! Why you even asking?
She: Will you kiss me?
He: Yes!
She: Will you hit me?
He: No way! I'm not such kind of person!
She: Can I trust you?

Now after the marriage you can read it from bottom to the top !!!!

Bagi sebagian orang mungkin bener. Tapi mudah-mudahan aku ga kayak gini (mksdnya setelah merit ga baca dari bawah ke atas, tetap dari atas ke bawah, aamiin).

Thursday, September 27, 2007

Solusi Bagi yang Selalu (Merasa) Kekurangan Uang

Barusan saya dikirimin sebuah email tentang cara agar gaji tidak cepat habis. Berikut isi email tersebut:

Deni sedang kesulitan keuangan, begitu kata teman-temannya. Kok tahu?
Karena setiap kali kekurangan uang, Deni selalu sibuk meminjam uang sana sini. Beberapa temannya ada yang menolak karena setiap bulan dia meminjam uang.

Memang, setelah gajian pasti dibayar, tapi beberapa hari kemudian pinjam lagi. Lama-kelamaan teman-temannya merasa keberatan. Kalau sudah demikian, maka Deni sibuk mencari-cari siapa yang dapat meminjamkan uangnya.

Akhirnya Deni mendapatkan juga uang yang dibutuhkannya dari pinjaman seorang office boy. Sebenarnya Deni malu. Uangnya sudah habis padahal baru tanggal 16. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk naik kereta ke kantor dan untuk biaya makan.

Ketika dia sedang berkeluh kesah dan bingung, tiba-tiba office boy menawarkan uangnya. Dia tidak sampai hati melihat Deni kesulitan. Deni tadinya menolak karena malu. Masak staf meminjam uang dari office boy? Tapi orang tersebut benar-benar rela ingin membantunya, sehingga akhirnya Deni menerima bantuannya.

Dalam hati kecilnya Deni merasa sangat malu. Malu sekali!. Tapi Deni terpaksa menerimanya, dia benar-benar tidak punya uang. Keesokan harinya dia ingin mencari office boy tersebut dan mengajaknya berbincang-bincang.

Deni penasaran. Mengapa office boy tersebut bisa punya uang lebih dan bahkan bisa meminjamkan uangnya kepada Deni?

Bukankah gaji Deni lebih besar? Mereka sama-sama masih bujangan, belum menikah. Tapi, mengapa office boy tersebut bisa menyimpan uang sedangkan Deni selalu kehabisan uang? Kok bisa? Apa kuncinya?

Siangnya Deni baru mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dan bertukar pikiran. Office boy itu memang sangat istimewa. Dia paling rajin bekerja. Paling tuntas mengerjakan semua tugasnya. Tidak pernah terlambat masuk kerja. Padahal kalau dilihat penampilannya sepertinya biasa saja.

Orangnya sederhana, agak kurus dan sopan, tapi tidak terkesan menjilat.

Sambil makan siang bersama di warung sebelah, Deni mulai menggali kunci sukses menyimpan uang yang dilakukan office boy tersebut. "Bagaimana caranya sih, kok bisa mempunyai uang lebih? Gaji saya selalu habis setelah tengah bulan." Deni membuka percakapan.

Office boy tersebut mulai bercerita. "Saya dulu juga begitu, mas. Gaji saya selalu habis sebelum akhir bulan. Akhirnya saya terpaksa meminjam dari teman. Tapi setelah meminjam, rasanya gaji saya semakin tidak cukup. Karena setiap kali gajian, saya harus mengembalikan uang yang saya pinjam di bulan sebelumnya. Jadi uang gaji saya berkurang. Akibatnya saya semakin kekurangan mas. Gaji utuh saja tidak cukup, apalagi setelah dipotong untuk membayar utang. Ya, semakin berkurang lah mas. Semakin lama, utang saya semakin banyak"

Benar juga, pikir Deni. Pikiran yang sederhana tapi mengandung kebenaran karena seperti itulah yang dialaminya. "Jadi bagaimana caranya melepaskan diri dari lilitan utang?" tanya Deni.

"Waktu itu saya diajari oleh nenek saya. Saya pernah pulang kampung tanpa membawa uang banyak. Waktu itu nenek saya bertanya kemana gaji saya. Saya bilang sudah habis. Langsung saya dipanggil dan diberi wejangan oleh beliau." katanya.

Nenek saya berkata: "Uang itu seperti air. Air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Kalau tidak dibendung, maka air akan mengalir terus.

Seperti sungai. Harus dibendung. Setelah dibendung, maka uang akan berhenti mengalir dan akan mulai bertambah banyak."


Hidup prihatin

Waktu itu saya bertanya: "Bagaimana cara membendungnya?" Nenek saya menjawab tegas:"Prihatin. Bulan depan jangan utang lagi."

"Tapi nanti kurang nek."

"Tidak", kata nenek. "Begini caranya. Begitu terima gaji, segera lunasi utangmu. Sisanya harus dicukupkan untuk sebulan. Jangan utang. Kamu jangan makan di luar atau jajan. Kalau perlu makan nasi putih dan garam, kecap atau kerupuk saja. Pasti cukup." Lalu saya diajak menghitung berapa uang yang harus saya sisihkan untuk ongkos, berapa untuk beli beras, garam, kecap dan kerupuk, dan lain-lain.

Nenek benar-benar meminta saya hidup secara prihatin. Saya tidak boleh naik ojek lagi. Dari rumah saya harus berjalan kaki ke jalan raya tempat saya naik angkutan umum. Pulangnya juga tidak naik ojek karena ojek cukup mahal.

Uang saya memang pas-pasan untuk hidup ngirit seperti itu. Tapi memang cukup sih."

"Bulan depannya, saya disarankan untuk melanjutkan hidup seperti itu. Bulan depannya, uang gaji saya sudah mulai ada yang bisa saya sisihkan untuk ditabung.

Bulan ketiga saya mulai makan lebih banyak demi menjaga kondisi tubuh saya, bukan lagi dengan garam dan kecap. Tapi dua bulan hidup sederhana telah membuat saya tidak ingin beli apa-apa lagi. Makanan saya cukup sederhana saja. Saya tidak lagi suka jajan. Saya tidak pernah naik ojek lagi. Dari situlah saya mulai bisa menabung mas. Sampai sekarang."

Deni bertanya:"Boleh tahu berapa tabungan kamu? Tapi kalau kamu keberatan menjawab, tidak apa-apa. Tak usah dijawab."

"Tidak apa-apa mas. Tabungan saya hampir enam juta rupiah. Saya ingin menabung untuk biaya pernikahan saya tahun depan Mas."

Deni hanya bisa terharu. Yang penting niat. Kalau mau ngirit, pasti bisa.

Mengapa uangnya habis terus? Karena pengeluaran Deni cukup besar. Padahal sebenarnya bisa dikurangi. Tapi Deni cenderung memanjakan dirinya. Dia selalu memilih naik ojek. Makan siang selalu di luar, tidak pernah mau membawa nasi atau makanan dari rumah. Pengeluarannya jauh melebihi gaji yang diperolehnya.

Rasa haru campur malu membuat Deni bertekad mengubah cara hidupnya. Dia juga ingin membendung uang yang dimilikinya. Dia takkan membiarkan uangnya mengalir terus. Harus segera dibendung. Mulai kapan? Hari ini! Change!

Start today! Start now!

Ada beberapa poin penting yang bisa saya ambil dari artikel tersebut:
1. Jangan Berhutang.
2. Bila terpaksa berhutang, segera lunasi, dan kemudian jangan berhutang.
3. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Misalnya, makan siang merupakan kebutuhan, tetapi jajan merupakan keinginan.
4. Menabung.

Bila teman2 sekalian mempunyai pandangan yang berbeda. Mohon di-sharing. 10q.


Semoga bermanfaat... :)

Tuesday, September 18, 2007

Jawaban Atas Wasiat Bohong dari Mesjid Nabawi

Dari SD mpe skrg saya sering nerima surat kaleng (kl sekarang sms kaleng :D) yang isinya wasiat Rasulullah SAW. Ujung2nya qt mesti menyebarkannya ke teman2 agar mendapat keberuntungan, bila tidak kita akan mendapat bala. Setelah sekian lama, akhirnya saya mendapat jawaban atas wasiat palsu tersebut. Berikut jawabannya....

Bismillahirrahmanirrahim
Berikut saya bawakan Fatwa dari Mufti Kerajaan Arab Saudi Syaikh Abdul Azis bin Baz mengenai wasiat yang disandarkan kepada Syaikh Ahmad Khodim Al Haram An Nabawi

Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, ditujukan kepada siapa saja diantara orang-orang Islam yang mendapatkan surat ini, semoga Allah menjaga mereka dengan agama Islam, dan melindungi kita serta mereka dari kejahatan para pendusta yang bohong dan tengik.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Amma ba’du :
Kami telah membaca edaran yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Khodim Al Haram An Nabawi, dengan judul :

“Ini adalah wasiat dari Madinah Munawwarah dari Ahmad Khodim Al Haram An Nabawi ”

Dalam wasiat ini dikatakan : pada suatu malam Jum’at aku pernah tidak tidur, membaca Al Qur’an, dan setelah membaca Asma’ul Husna aku bersiap siap untuk tidur, tiba tiba aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang telah membawa ayat ayat Al Qur’an dan hukum hukum yang mulia, kemudian beliau berkata : wahai Syaikh Akhmad, aku menjawab : ya, ya Rasulullah, wahai orang yang termulia diantara makhluk Allah, beliau berkata kepadaku : aku sangat malu atas perbuatan buruk manusia itu, sehingga aku tak bisa menghadap Tuhanku dan para malaikat, karena dari hari Jum’at ke Jum’at telah meninggal dunia sekitar seratus enam puluh ribu jiwa (160 000) dengan tidak memeluk agama Islam .

Kemudian beliau menyebut contoh contoh dari perbuatan maksiat itu, dan berkata : “maka wasiat ini sebagai rahmat bagi mereka dari Allah MahaPerkasa”, selanjutnya beliau menyebutkan sebagian tanda tanda hari kiamat dan berkata :” wahai Syaikh Ahmad, sebarkanlah wasiat ini kepada mereka, sebab wasiat ini dinukil dari Lauhul Mahfudz, barang siapa yang menulisnya dan mengirimnya dari suatu negara ke negara lain, dari suatu tempat ke tempat yang lain, baginya disediakan istana dalam sorga, dan barang siapa yang tidak menulis dan tidak mengirimnya, maka haramlah baginya syafaatku di hari kiamat nanti, barang siapa yang menulisnya sedangkan ia fakir maka Allah akan membuat dia kaya, atau ia berhutang maka Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah pasti mengampuninya, dia dan kedua orang tuanya, berkat wasiat ini, sedangkan barang siapa yang tidak menulisnya maka hitamlah mukanya di dunia dan ahirat”.

Kemudian beliau melanjutkan :” Demi Allah 3x wasiat ini adalah benar, jika aku berbohong, aku keluar dari dunia ini dengan tidak memeluk agama Islam, barang siapa yang percaya kepada wasiat ini, ia akan selamat dari siksaan neraka, dan jika tidak percaya maka kafirlah ia”.

Inilah ringkasan dari wasiat bohong yang dikatakan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam itu, kita telah berkali kali mendengar wasiat bohong ini, yang mana telah tersebar luas dikalangan umat manusia secara terus menerus, anehnya hal ini sangat laku dikalangan umum.
Dalam wasiat tersebut terdapat beberapa ungkapan yang saling kontradiktif, diantaranya pendusta itu mengatakan bahwa ia (Syaikh Ahmad) melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak tidur, berarti ia melihatnya ketika berjaga (tidak dalam mimpi), ia juga telah mendakwakan (dalam wasiat itu) berbagai hal yang jelas jelas bohong dan bathil, dan kami akan terangkan nanti Insya Allah.

Pada tahun tahun yang lalu kami telah menjelaskan kepada semua orang tentang kebohongan dan kebatilan wasiat itu secara terang-terangan, ketika kami membaca selebaran terahir ini, kami ragu-ragu menulisnya, karena jelas kebatilannya dan keberanian pembohong itu, dan kami tidak menduga sebelumnya hal itu bisa laku di kalangan orang-orang berakal sehat, bahkan banyak dari kawan kami yang memberitahukan, bahwa wasiat bohong itu telah tersebar diantara mereka, dan ada yang mempercayainya.

Atas dasar itu semua kami memandang perlu untuk menulisnya ; menjelaskan ketidakbenaran dan kebohongan wasiat itu terhadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tak seorangpun dapat tertipu olehnya.

Barang siapa diantara para ahli ilmu yang beriman dan orang orang yang berfikiran sehat mau mempelajarinya, niscaya ia akan tahu bahwa hal itu adalah kebohongan ditinjau dari beberapa segi, kami telah menanyakan kepada keluarga dekat Syaikh Ahmad yang wasiat bohong itu dinisbatkan kepadanya, tetapi mereka mengingkari kebohongan itu, bahkan hal itu merupakan pembohongan terhadap almarhum Syaikh Ahmad, sebab beliau belum pernah mengatakannya sama sekali, dan beliau telah lama meninggal dunia, seandainya Syaikh Ahmad tersebut maupun yang lebih hebat daripadanya mendakwakan bahwasanya ia melihat Nabi Muhammad ketika sedang tidur atau berjaga, kemudian mewasiatkan seperti ini, pasti kita tahu bahwa hal itu bohong belaka, atau yang mengatakan kepadanya setan bukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, berdasarkan keterangan keterangan di bawah ini.

Diantaranya : bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan dapat dilihat oleh seseorang ketika ia berjaga setelah beliau wafat, jika ada dari kalangan sufi yang mendakwakan bahwasanya ia melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika ia berjaga setelah ia wafat, atau beliau menghadiri peringatan maulid atau yang lainnya, maka betul-betul ia telah berbuat salah dan menyeleweng, karena sesungguhnya mayat itu akan bangkit dari kuburnya pada hari kiamat, bukan di dunia sekarang ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian pasti akan mati, kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat” (QS. Al Mu’minun, 15-16).

Dengan demikian berarti Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan bahwasanya kebangkitan mayat itu pada hari kiamat bukan di dunia seperti sekarang ini, barang siapa yang menyalahi itu berarti ia jelas pembohong dan penyeleweng, ia tidak mengetahui kebenaran sebagaimana telah diketahui oleh ulama salaf, para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan para pengikut mereka dengan sebaik-baiknya.

Kedua : bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan mengatakan sesuatu berlawanan dengan yang hak, baik di masa hidupnya maupun sesudah wafatnya, dan wasiat di atas tadi benar-benar telah menyalahi syariatnya secara terang terangan ditinjau dari beberapa segi seperti di bawah ini.

Memang kadang kadang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dapat dilihat dalam mimpi, barang siapa yang melihat wajah beliau yang mulia, berarti ia betul-betul melihatnya, karena syetan tidak bisa meyerupai wajah beliau, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam hadits hadits shohih. Yang paling penting ialah bagaimana keimanan orang yang mimpi tersebut, kejujurannya, keadilannya, hafalannya, agamanya dan amanatnya ? Apakah ia melihat wajah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam atau yang lainnya ? Jika ada hadits disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam di masa hidupnya diriwayatkan tidak melalui jalur orang orang terpercaya, adil dan kuat hafalannya, maka hadits tersebut tidak bisa dijadikan landasan huhum (argumen), atau hadits tersebut melalui jalur di atas, tapi bertentangan dengan riwayat para perowi lain yang lebih terpercaya dan lebih kuat hafalannya, sedangkan tidak ada jalur sanad yang lain untuk dikorelasikan, maka yang pertama dimansukh (dihapus masa berlakunya) oleh yang kedua, dan tidak boleh diamalkan, dan hadits kedua sebagai nasikh, boleh diamalkan dengan syarat syarat tertentu jika memungkinkan, jika tidak memungkinkan untuk dikorelasikan maka yang lebih lemah hafalannya dan lebih rendah tingkat keadilannya harus ditinggalkan, berarti kedudukan hadits tadi syadz (bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak bisa diamalkan.

Sekarang bagaimana dengan penyampaian wasiat yang tidak diketahui bahwa ia telah menukil dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, tidak diketahui keadilan dan amanatnya ? Benar-benar wasiat ini harus ditinggalkan dan tidak perlu diperhatikan, walaupun isinya tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan harus lebih ditinggalkan jika wasiat itu mencakup hal hal yang menunjukkan kebatilan dan kebohongan terhadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan mencakup pensyariatan agama yang tidak diizinkan oleh Allah, sedangkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Barang siapa yang mengatakan sesuatu hal (yang dinisbatkan kepada saya) yang saya sendiri tidak pernah mengatakannya maka bersiaplah ia menduduki tempatnya dari api neraka”.

Pendusta itu telah mengatakan wasiat itu dari Rasulullah, sedangkan beliau tidak pernah mengatakannya, berarti ia telah berdusta pada Rasulullah dan pada dirinya sendiri, bagaimana ia akan bebas dari azab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat pedih itu, jika ia tidak cepat-cepat bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan memberitahukan kepada khayalak ramai bahwa ia telah mendakwakan dengan kebohongan wasiat itu atas diri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebab orang yang telah menyebarkan kebatilan diantara manusia tidak akan diterima taubatnya kecuali dengan mengumumkannya, sehingga diketahui oleh mereka bahwa ia telah kembali kepada jalan yang lurus.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan, berupa keterangan keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat(pula)oleh semua (makhluk)yang dapat melaknat, kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebaikan), maka terhadap merekalah Aku (Allah) menerima taubatnya dan Akulah penerima taubat lagi MahaPenyayang” (QS. Al Baqarah, 159-160).

Dalam ayat di atas, Allah telah menjelaskan barang siapa yang menyembunyikan suatu kebenaran, maka taubatnya tidak akan diterima, kecuali jika ia mengadakan perbaikan dan menjelaskan kebenaran tersebut, Allah telah menyempurnakan agama-Nya bagi hamba-Nya, dan menyempunakan ni’mat-Nya kepada mereka dengan mengutus Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan wahyu yang diturunkan kepadanya adalah sempurna, beliau tidak akan dicabut nyawanya kecuali telah disempurnakan agama-Nya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nu’matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu” (QS. Al Maidah, 3).

Pendusta wasiat ini telah datang pada abad keempat belas untuk mengelabuhi manusia dan mensyariatkan kepada mereka agama baru, barang siapa yang mengikutinya, maka baginya disediakan sorga, dan barang siapa yang menolak syariat itu, maka baginya disediakan neraka. Dengan demikian ia hendak menjadikan wasiat ini lebih baik dari Al Qur’an, yang mana jika seseorang tidak menulisnya dan tidak mengirimkannya dari suatau negara ke negara lainnya diharamkan baginya syafaat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, ini merupakan pembohongan yang paling hina dan jelas sekali, betapa tidak punya malu pembohong itu, ia telah berani berbuat bohong, kerena barang siapa yang menulis Al Qur’an yang mulia dan mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, tidak akan mendapatkan keutamaan seperti itu jika ia tidak mengamalkan kandungannya, bagaimana ia bisa memperoleh keutamaan itu jika hanya menulis dan mengirimkan wasiat bohong itu dari suatu negara ke negara yang lain.

Barang siapa yang tidak menulis Al Qur’an dan tidak mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang lain, maka tidak diharamkannya baginya syafaat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, jika ia benar-benar mengimaninya dan mengikuti syariatnya, satu kebohongan dalam wasiat ini saja sudah menjadi bukti atas kebatilannya, kebohongannya yang jelas, kecerobohan, kebodohan, dan jauhnya dari ajaran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Selain apa yang telah kami sebutkan tadi, masih banyak lagi hal-hal yang menunjukkan ketidakbenaran wasiat tersebut, walaupun pendusta itu bersumpah seribu kali atau lebih atas kebenarannya.

Seandainya pembuat wasiat itu bersumpah, jika ia berdusta pasti ia akan tertimpa azab yang sangat pedih sebagai saksi atas kebenarannya, maka tetap ia tidak bisa dipercaya, dan wasiat itu tidak berubah menjadi benar, bahkan saya berani bersumpah demi Allah dan demi Allah, bahwa perbuatan itu merupakan kebohongan yang paling besar dan kebatilan yang paling hina, kita bersaksi kepada Allah dan kepada malaikat yang telah datang kepada kita dan kepada kaum muslimin yang telah memperoleh tulisan ini, suatu kesaksian kita sampaikan kepada Allah, bahwasanya wasiat ini dusta dan bohong kalau dinisbatkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, semoga Allah membuat hina orang orang yang menisbatkan wasiat itu kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, dan menyiksanya sesuai dengan perbuatannya.

Diantara sekian banyak kebatilan dan kebohongan wasiat tersebut adalah :
Pertama :
Isi kandungan wasiat tersebut yang berbunyi :” karena dari Jum’at ke Jum’at telah meninggal dunia sekitar 160.000 orang dengan tidak memeluk agama Islam ”, kerena hal itu merupakan ilmu ghaib, dan wahyu bagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah berhenti setelah beliau wafat, sedangkan pada masa hidupnya beliau tidak tahu ilmu ghoib, mana mungkin hal itu bisa terjadi sepeninggal beliau?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghoib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat, aku mengetahui apa yang telah diwahyukan kepadaku, katakanlah, apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat ? maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (QS. Al An’am, 50).

“Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghoib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan” (QS. An Naml, 65).

Dalam hadits shahih disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Banyak orang orang yang dijauhkan dari telagaku pada hari kiamat nanti, maka aku berkata : ya Rabb, mereka adalah sahabat sahabatku, mereka sahabat sahabatku, maka dikatakan kepadaku : sesungguhnya engkau tidak tahu tentang apa yang mereka perbuat setelah engkau wafat ?, maka aku berkata sebagaimana hamba sholeh(Nabi Isa) berkata :” Dan aku menjadi saksi bagi mereka selama aku hidup bersama mereka, maka setelah Engkau telah mewafatkan aku, Engkaulah yang menjadi penguasa bagi mereka dan sesungguhnya Engkau MahaMengetahui atas segala sesuatu”.

Kedua :
Ungkapan yang mengatakan : “barang siapa yang menulisnya sedangkan ia orang fakir, maka Allah akan menjadikan kaya, atau ia berhutang maka Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah akan mengampuninya serta kedua orang tuanya berkat wasiat ini, … dan seterusnya”, ini merupakan kebohongan besar dan bukti nyata atas kebohongan pedusta itu, betapa ia tidak punya malu terhadap Allah dan hamba hambaNya, karena ketiga hal di atas tidak bisa dicapai hanya dengan menulis Al Qur’an, apalagi menulis wasiat ini yang jelas batilnya, tidak lain pelaku dosa ini hanyalah akan mengkaburkan manusia saja, serta menjadikan mereka selalu bergantung kepada wasiat itu, sehingga mereka mau menulisnya dan mengelu elukan keutamaan yang dijanjikan, dengan meninggalkan tuntunan yang telah disyari’atkan Allah kepada hamba hambaNya, ia menjadikan wasiat itu sebagai sarana mencapai kekayaan, membayar hutang, dan ampunan Tuhan, kita berlindung kepada Allah dari kehinaan, mengikuti hawa nafsu dan syetan.

Ketiga :
Isi kandungannya yang berbunyi :”Sedangkan barang siapa yang tidak menulisnya, maka hitamlah mukanya di dunia dan akhirat”.

Ini juga merupakan kebohongan besar dan bukti nyata atas kebatilan wasiat tersebut serta pengecutnya pendustanya, mana ada orang yang berakal akan menerima perkataan itu, pembawa wasiat itu adalah seorang manusia yang hidup pada abad keempat belas hijriyah, dan tidak diketahui identitasnya, ia mendakwakan kebohongan atas diri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan anggapan bahwa barang siapa yang menulisnya akan dijamin dengan tiga jaminan di atas.

MahaSuci Engkau Ya Allah, ini merupakan kebohongan yang besar, bukti bukti dan realita yang secara empiris telah menunjukkan atas kebohongan pendusta itu, betapa besar dosanya di sisi Allah, sebab kelancangannya benar-benar ia tidak punya malu terhadap Allah dan semua manusia, karena telah banyak orang yang tidak menulis wasiat ini, namun mereka toh mukanya tidak hitam, di lain pihak telah banyak orang yang menulis wasiat ini, namun mereka masih juga tetap tidak bisa membayar hutangnya, dan tetap saja dalam kefakirannya.

Maka marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kecenderungan hati dan dari kotoran dosa, sifat-sifat dan balasan-balasan di atas tidak pernah di janjikan oleh syariat yang mulia bagi orang orang yang menulis kitab suci Al Qur’an, kitab yang paling mulia dan paling agung, bagaimana hal itu bisa dicapai oleh orang yang menulis wasiat bohong, wasiat yang mencakup berbagai kebatilah, dan dihiasi bermacam macam kekafiran.

MahaSuci Allah, alangkah sabarnya Dia (Allah) terhadap hamba hamba yang berbuat dusta atas-Nya.

Keempat :
Isi wasiat ini berbunyi :”Barang siapa yang percaya kepada wasiat ini, pasti akan selamat dari siksaan neraka, jika tidak percaya kafirlah dia”.

Ini juga merupakan keberanian yang luar biasa untuk berbuat bohong, dengan kebatilannya pendusta itu mengajak semua manusia untuk mempercayai tipu dayanya, ia mengira bahwasanya mereka akan selamat dari api neraka jika memang mau mempercayainya, dan barang siapa yang tidak mempercayainya maka ia pantas dianggap kafir, demi Allah, pembohong itu tidak mengatakan sesuatu yang haq, bahkan sebaliknya, jika ada orang yang mempercayainya maka ia pasti dianggap kafir, bukan orang yang mendustakannya karena dakwaannya tidak berdasar dalil.

Kita bersaksi kepada Allah, bahwasanya dakwaan itu adalah bohong belaka, pendusta itu hendak mensyariatkan kepada manusia apa apa yang tidak di izinkan Allah, dan sengaja memasukkan sesuatu hal baru dalam agama mereka apa apa yang tidak ada didalamnya, sedangkan Allah telah melengkapi dan mencukupkan agama umat ini, sejak empat belas abad yang silam, yaitu sebelum datangnya pendusta ini.

Maka berwaspadalah, wahai para sidang pembaca dan kawan-kawan seagama, janganlah percaya terhadap dakwaan-dakwaan dusta seperti ini, jauhilah penyebarannya di kalangan anda sekalian, karena yang haq selalu disinari oleh cahaya yang tidak kabur, carilah kebenaran disertai dalilnya, bertanyalah kepada para Ulama jika kamu mendapatkan kesulitan, dan janganlah tertipu oleh sumpah sumpah bohong pendusta, karena iblis telah bersumpah kepada kedua orang tua kita yaitu Adam dan Hawa, bahwasanya ia sebagai penasehat bagi keduanya, padahal ia tak lain adalah gembong penghianat dan pendusta ulung, sebagaimana yang diceritakan Allah dalam Al Qur’an :

“Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya (Adam dan Hawa), sesungguhnya saya adalah termasuk orang orang yang memberi nasehat kepadmu sekalian ” (QS. Al A’raf, 21).

Maka dari itu, anda sekalian harus selalu waspada terhadap pendusta ini dan para pengikutnya, sebab banyak diantara mereka yang mempunyai sumpah bohong, mengingkari janji, dan menghiasi perkataan-perkataannya untuk membujuk dan menyesatkan.

Semoga Allah tetap memelihara kami, anda sekalian dan kaum muslimin semua dari segala kejahatan syetan, fitnah orang-orang yang menyesatkan, penyelewengan orang orang yang menyimpang, dan tipu daya musuh musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka hendak membaurkan agama dan memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka dan mengkaburkan agamaNya bagi umat manusia, tetapi Allah pasti menyempurnakan cahaya-Nya serta menolong agama-Nya, walaupun musuh musuh-Nya baik dari kelompok syetan dan pengikutnya maupun orang orang kafir dan atheis itu tidak rela.

Adapun hal hal yang telah disebutkan pendusta ini tentang timbulnya kemungkaran-kemungkaran adalah realitas, dan Al Qur’an dan hadits pun telah memperingatkan kita sejauh mungkin, pada keduanya (Al Qur’an dan Hadits) terdapat hidayah dan kecukupan.

Mari kita memohon kepada Allah, agar berkenan memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi karunia kepada mereka untuk tetap mengikuti yang haq dan tetap konsisten dalam menjalankannya, serta mau bertaubat kepada-Nya dan meminta ampunan-Nya dari segala macam dosa, karena sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat, Pemurah dan berkuasa atas segala galanya.

Adapun yang telah disebutkan tentang tanda-tanda hari kiamat, maka hal itu sudah dijelaskan oleh hadits-hadits shahih, selain juga Al Qur’an telah menyinggung sebagian saja, barang siapa yang ingin mengetahuinya ia dapat mendapatkannya pada bab-bab tertentu dalam buku buku hadits serta karangan karangan para ahli ilmu dan iman.

Akhirnya, sudah cukup jelas bagi kita bahwa kebohongan pendusta itu tidak diragukan lagi, karena ia telah mengkaburkan dan mencampur adukan antara yang haq dan yang batil, cukup Allahlah sebagai penolong kita, Dia sebaik baik pelindung, tak ada kekuasaan dan kekuatan apapun kecuali di tangan Allah.

Wallahu A’lam.

Dikutip dari Tulisan Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Baz, Mufti Saudi Arabia. Penerbit Departemen Agama Saudi Arabia. Edisi Indonesia “Waspada terhadap Bid’ah”.

Semoga bermanfaat...

Beritahu Teman Anda!

Monday, September 17, 2007

Manusia Biasa

Aku adalah diriku, diisi dua sisi yang bertentangan.

Aku adalah diriku, dengan topeng yang hiasi mimpimu.

Bila kau mendekatiku, terlihatlah noda hitam disekujur tubuhku.

Aku terlihat putih, dengan bayang hitam yang erat melekat.

Dua tanduk menancap hingga ke otak, jadikan diriku manusia biasa...

Friday, April 13, 2007

Ucapan Dari Balik Punggung

Apakah begitu tersiksanya hidup kau
Bila tidak mengisahkan sisi kelam korban kau
Dan kau bumbui hingga panas membara

Setitik celah pasti kau manfaatkan
Dan kau buat sebesar mungkin
Hingga tampaklah hati busuk kau
Dibalik mulut manis kau
Bagi yang menyadarinya

Kaulah manusia yang lapar dan haus akan keburukan
Dan pengaruhi lingkaran yang mengelilingi kau
Hingga berubah 180 derajat
Agar menyebarkan kisah kelam korban kau
Yang kau bumbui hingga panas membara
Dan kau harap tanaman hijau yang dipelihara korban kau
Berubah kering dan membusuk
Seperti mulut busuk kau
Yang tak pernah kau jaga
Untuk mengucapkan hal-hal yang buruk

Hhaaahhh!!!
Terserah kau lah!
Kau makan bangkai saudara kau
Dan kau jamu salah satu pengasuh anak kau
Hingga kenyang hati kau

Hai manusia yang menjadi korbannya
Bersabarlah...
Dia tak pantas kamu ladeni
Meladeninya hanya menjadikan kamu setara dengannya
Lanjutkan hidupmu
Dengan sabar dan do'a...

Thursday, April 12, 2007

When the Light Comes To Me

When the star brought its light to me
I know it will glow my darkest side
but the light ain't last forever
then you come to me, bring your pure light
my life has changed
my eyes were opened
I start a brand new life... with you
hope it will last forever, no matter what...
still... hope it will last forever even many catastrophic
disasters attack us
You and I... together... forever...

That's Why I Luv U

ketika suasanaku berkabut, kau cerahkan dengan senyummu
ketika hatiku melemah, kau kuatkan dengan tatapanmu
ketika jiwaku membeku, kau hangatkan dengan pelukanmu
ketika aku meneteskan air mata... kau usap dengan kelembutanmu
that's why i luv u...