Tuesday, October 02, 2007

Tidur di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Ketika azan berkumandang, kaum muslimin pun beranjak dan melepaskan sejenak pekerjaannya menuju asal suara azan tsb, Mesjid. Tetes demi tetes air mensucikan hadast kecil, hingga layak seorang muslim menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Takbir imam diikuti oleh makmum, bersama-sama menunaikan kewajiban shalat hingga akhirnya mengucap salam.

Pemandangan seperti itu lazim ditemui, walaupun bukan pada bulan Ramadhan. Hanya kuantitas jama'ah saja yang berbeda (lebih banyak ketika bulan Ramadhan). Sama halnya dengan kuantitas jama'ah yang tidur di mesjid. Kalau di bulan biasa mereka yang tidur di mesjid berjumlah satu dua, di bulan Ramadhan bisa sepuluh kali lipat. Sebuah pemandangan yang memprihatinkan. Seakan-akan mesjid berfungsi sebagai tempat tidur. Tidak adakah hal yang lebih baik untuk memakmurkan mesjid selain tidur?

Hadist yang berbunyi "Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni" (hadist #1) atau "Orang yang berpuasa dicatat sebagai orang yang sedang ibadah, kendatipun ia tidur di atas ranjangnya." (hadist #2) biasanya dijadikan alasan untuk bermalas-malasan selama bulan Ramadhan. Yang menjadi permasalahan adalah, shahih-kah hadist tersebut?

Penjelasan hadist #1:
Berikut cuplikan pernyataan dari H. Ahmad Sarwat, Lc di Eramuslim.com:
'Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.
Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).
Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif teteapi sudah sampai derajat hadits maudhu' (palsu)…'
Keterangan selanjutnya Anda dapat pelajari di Eramuslim.com
(Sumber : www.pintunet.com)

Penjelasan hadist #2:
`Orang yang berpuasa dicatat sebagai orang yang sedang ibadah, kendatipun ia tidur di atas ranjangnya.`

Dalam situs Perpustaakaan-Islam.com disebutkan bahwa status hadits ini adalah dhaif karena ada dua perawinya yang tidak diutarakan oleh para pakar ulumul hadist.

Hadits ke 653 dari kitab Silsilatu Ahaaditsu Ad-Dhaifah wal Maudhuah wa Atsarus Sayyi fil Ummah karya Syaikh Al-Bany, edisi terjemahan, Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu jilid-1, cetakan Gema Insani Press.
(Sumber : www.pintunet.com)

Sayangnya banyak para ulama yang tidak mengecek kebenaran hadist tersebut dan langsung menyampaikannya kepada jama'ah. Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda akan tetap akan menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadhan yang penuh berkah dengan terlelap di Mesjid atau di tempat tidur anda?

No comments: