Monday, October 29, 2007

Ten Mistakes in English

Dikutip dari sebuah web, tapi lupa namanya apa :)


These days, we tend to communicate via the keyboard as much as we do verbally. Often, we're in a hurry, quickly dashing off e-mails with typos, grammatical shortcuts (I'm being kind here), and that breezy, e.e. cummings, no-caps look. It's expected. It's no big deal. But other times, we try to invest a little care, avoiding mistakes so that there's no confusion about what we're saying and so that we look professional and reasonably bright.

In general, we can slip up in a verbal conversation and get away with it. A colleague may be thinking, Did she just say "irregardless"?, but the words flow on, and our worst transgressions are carried away and with luck, forgotten.

That's not the case with written communications. When we commit a grammatical crime in e-mails, discussion posts, reports, memos, and other professional documents, there's no going back. We've just officially gone on record as being careless or clueless. And here's the worst thing. It's not necessary to be an editor or a language whiz or a spelling bee triathlete to spot such mistakes. They have a way of doing a little wiggle dance on the screen and then reaching out to grab the reader by the throat.

So here we are in the era of Word's red-underline "wrong spelling, dumb ass" feature and Outlook's Always Check Spelling Before Sending option, and still the mistakes proliferate. Catching typos is easy (although not everyone does it). It's the other stuff -- correctly spelled but incorrectly wielded -- that sneaks through and makes us look stupid. Here's a quick review of some of the big ones.

#1: Loose for lose
No: I always loose the product key.
Yes: I always lose the product key.

#2: It's for its (or god forbid, its')
No: Download the HTA, along with it's readme file.
Yes: Download the HTA, along with its readme file.
No: The laptop is overheating and its making that funny noise again.
Yes: The laptop is overheating and it's making that funny noise again.

#3: They're for their for there
No: The managers are in they're weekly planning meeting.
Yes: The managers are in their weekly planning meeting.
No: The techs have to check there cell phones at the door, and their not happy about it.
Yes: The techs have to check their cell phones at the door, and they're not happy about it.

#4: i.e. for e.g.
No: Use an anti-spyware program (i.e., Ad-Aware).
Yes: Use an anti-spyware program (e.g., Ad-Aware).
Note: The term i.e. means "that is"; e.g. means "for example." And a comma follows both of them.

#5: Effect for affect
No: The outage shouldn't effect any users during work hours.
Yes: The outage shouldn't affect any users during work hours.
Yes: The outage shouldn't have any effect on users.
Yes: We will effect several changes during the downtime.
Note: Impact is not a verb. Purists, at least, beg you to use affect instead:
No: The outage shouldn't impact any users during work hours.
Yes: The outage shouldn't affect any users during work hours.
Yes: The outage should have no impact on users during work hours.

#6: You're for your
No: Remember to defrag you're machine on a regular basis.
Yes: Remember to defrag your machine on a regular basis.
No: Your right about the changes.
Yes: You're right about the changes.

#7: Different than for different from
No: This setup is different than the one at the main office.
Yes: This setup is different from the one at the main office.
Yes: This setup is better than the one at the main office.

#8 Lay for lie
No: I got dizzy and had to lay down.
Yes: I got dizzy and had to lie down.
Yes: Just lay those books over there.

#9: Then for than
No: The accounting department had more problems then we did.
Yes: The accounting department had more problems than we did.
Note: Here's a sub-peeve. When a sentence construction begins with If, you don't need a then. Then is implicit, so it's superfluous and wordy:
No: If you can't get Windows to boot, then you'll need to call Ted.
Yes: If you can't get Windows to boot, you'll need to call Ted.

#10: Could of, would of for could have, would have
No: I could of installed that app by mistake.
Yes: I could have installed that app by mistake.
No: I would of sent you a meeting notice, but you were out of town.
Yes: I would have sent you a meeting notice, but you were out of town.

Bonus peeve

I'll just throw one more thing out here: My current burning pet peeve. At some point, who knows when, it became common practice to say that something is "hit and miss." Nuh-UH. It can't be both, right? It either hits or it misses... "Hit OR miss." Granted, it's a small thing, a Boolean-obsessive sort of thing. But it's nonetheless vexing because it's so illogical. Okay, that's mine. If you've got a peeve of your own, share it in the discussion (or post a comment and tell me to get over it).


Semoga bermanfaat... :)

Wednesday, October 24, 2007

Bahaya Email Berantai

> DEar All
>
> Ini ada info baru n semoga bermanfaat..............
>
> atm info: Jika anda sedang terancam jiwanya karena
>dirampok/ditodong seseorang untuk mengeluarkan uang dari atm ,maka anda
>bisa minta pertolongan diam2 dengan memberikan nomor pin secara terbalik
>,misal no asli pin anda 1254 input 4521 di atm maka mesin akan
>mengeluarkan uang anda, juga tanda bahaya Ke kantor polisi tanpa
>diketahui pencuri tsb.Fasilitas ini tersedia di seluruh atm tapi hanya
>sedikit orang yang tahu tolong kasih tahu info kepada yang lain
>ya........
>

Kalau jaman dulu, pesan di atas namanya surat berantai. Penerima surat diharuskan menyalin surat yang diterima sebanyak beberapa lembar kemudian menyebarkannya kepada orang lain. Dan begitu seterusnya. Kini, seiring perkembangan teknologi, surat berantai sudah ketinggalan jaman. Digantikan dengan email atau pesan dari situs pertemanan (seperti friendster atau myspace). Biasanya yang mengirimkannya adalah kerabat dekat. Hmm... berarti namanya email berantai :). Tetapi apapun namanya, hal tersebut tentu mengganggu si penerima. Udah koneksi Internet lelet, eh... email yang dibuka isinya sampah!

Makin seringnya pengguna yang "rajin" mem-forward email berantai kepada teman-temannya, bisa jadi karena fasilitas yang terdapat di web penyedia layanan email atau software email client yang digunakan. Hanya dengan sekali klik, kemudian pilih seluruh teman, dan kirim! Dan sang email berantai pun menyebar bak virus. Hal tersebut saya rasa termasuk spamming. Yang masih menjadi pikiran saya, mengapa ya orang-orang senang mem-forward email yang tajol (tak jolas) asal usulnya?

Mm... jadi gimana donk? Ga bole forward email? Bukan itu intinya. Tentu saja boleh mem-forward email. Yang penting, isi email yang diterima sudah pantas ga untuk di-forward? Apakah isinya bermanfaat? Bila berkaitan dengan sesuatu hal seperti akidah, fiqh, fakta, ataupun info, sebaiknya pesan tersebut diteliti dahulu kebenarannya (check and recheck). Jadi inget kasus tentang data korban musibah Adam Air di awal tahun 2007, dengan pedenya menteri perhubungan yang kala itu dijabat oleh pak Hatta Rajasa mengumumkan data yang belum diverifikasi kebenarannya. Wah, satu Indonesia kena TEPU! Bila isinya hanya sampah, buat apa di-forward? Tentu hanya menuh-menuhin inbox si penerima kan? Beberapa waktu yang lalu ada teman yang mengirimkan pesan yang berisi info tentang virus baru. Mungkin karena di akhir pesan ada tulisan kira-kira seperti ini: "SEGERA KIRIM KE SELURUH TEMAN-TEMANMU!" maka bagai sapi yang dicocok hidungnya, diapun menyebarkan pesan berantai tersebut dengan senyuman dan hati riang serta berpikir bahwa teman-teman yang menerima pesannya akan berterima kasih telah diberitahu sebuah info penting... fiuh... benarkah demikian? Saya, sebagai salah satu penerima pesan, membaca dan mengamati isi pesan tersebut. Setelah dibaca ternyata banyak keganjilan dan untuk memastikannya saya lakukan kroscek ke berbagai sumber yang bisa dipercaya di Internet. Yah... dari observasi saya, ternyata pesan tersebut adalah hoax (berita bohong). So, buat apa nyebarin kebohongan? Dosa tau!


Bahkan ada yang mencetak isi email berantai dan menyebarkannya di tempat umum! Walah!

So, kesimpulannya... jangan pernah percaya 100% segala hal yang kamu ketahui dari Internet. Semua orang bisa mengakses Internet, semua orang bisa nulis di Internet. Begitu banyak artikel-artikel di Internet yang isinya penuh kebohongan, propaganda, adu domba, maupun penyisipan doktrin-doktrin tertentu. Bila kita tidak hati-hati dan langsung menyerap apa yang dibaca tanpa menyaringnya terlebih dahulu, maka kita yang akan diperbudak oleh teknologi. Teknologi bagaikan mata pisau yang tajam. Bila digunakan dengan benar, maka akan memudahkan pekerjaan kita. Bila tidak... bisa-bisa membunuh teman, kerabat, saudara, atau bahkan diri kita sendiri.


Semoga bermanfaat... :)

Fotografer: Dani Gunawan

Tuesday, October 23, 2007

Rambu yang Aneh...



Hmm.... kayaknya mending istirahat di dalam mobil daripada di bawah mobil... :)

Sunday, October 21, 2007

Rendang Open Source

[Serius Mode Off]

Isu rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia emang udah lama banget. Tapi pas lagi makan rendang pada saat Idul Fitri kemaren, isu tersebut kembali terngiang-ngiang. Bila rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia, maka semua restoran Padang yang menyediakan rendang sebagai menu masakannya harus membayar royalti kepada Malaysia. Kalo udah gitu bakalan banyak restoran-restoran "pemberontak". Mana mungkin mereka mau bayar royalti untuk rendang yang jelas-jelas memang dari Padang. Kemudian muncullah rendang bajakan, yaitu rendang yang dijual tetapi tidak membayar royalti kepada Malaysia. Dan muncullah isu "haram" bagi rendang bajakan. Sweeping rendang bajakan dilakukan secara berkala. Bagi restoran yang tidak dapat menunjukkan sertifikat rendang "Asli Malaysia" akan dituntut. Karena sudah tidak tahan lagi terhadap monopoli rendang "Asli Malaysia", lahirlah sebuah komunitas anti rendang bajakan yang menciptakan Rendang Open Source. Resep rendang open source dapat diperoleh secara gratis. Membuatnya pun tidak perlu lisensi. Akhirnya pemerintah Indonesia dengan gencar mempromosikan Rendang Open Soure dan membuat sebuah resep rendang baru yaitu RIGOS (Rendang Indonesia Go Open Source).

[Serius Mode On]

Kalau mo buat rendang ya buat lah... tak perlu lah dipatenkan segala... Negara yang aneh....

:)

Monday, October 08, 2007

Malaysia Truly Asia? BULLSHIT!!!

Pasti anda sering mendengar iklan-iklan tentang "Malaysia Truly Asia". Iklan yang memperlihatkan keindahan negeri Malaysia dan berusaha menyedot turis Indonesia agar berlibur kesana.

Tetapi... benarkah demikian???

Malaysia tak lebih dari negara pembajak. Pulau, rendang, batik, angklung sudah dibajak oleh negara Malaysia.

Malaysia tak lebih dari negara meremehkan bangsa lain. Terbukti dari pelanggaran hak-hak asasi yang dilakukan warga atau polisi Malaysia terhadap warga negara Indonesia yang berkunjung kesana. TKW, pelajar, wasit bela diri, bahkan sampai istri diplomat tak luput dari tindakan semena-mena warga Malaysia.

Lihat berita di:
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=309859&kat_id=3

Shalat Bagi Musafir (2): Jama' Antara Dua Shalat

Klik disini untuk melihat bagian pertama Shalat Bagi Musafir: Syarat-Syarat Qashar.

Jama' Antara Dua Shalat
Boleh men-jama' antara shalat Dzuhur dan Ashar, dan antara shalat Maghrib dan Isya', taqdiman (didahulukan) dan ta'khira (diakhirkan), disebabkan oleh halangan safar. Demikian menurut pendapat Maliki, Syafi'i dan Hambali. Sedangkan Hanafi berkata: Tidak boleh sama sekali men-jama' antara dua shalat karena halangan safar. Maksud taqdiman (didahulukan) itu ialah men-jama' shalat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan di waktu Dzuhur. Dan maksud ta'khiran (diakhirkan) itu ialah men-jama' Dzuhur dan Ashar dan dikerjakan di waktu Ashar.

Hukum Orang Yang Tidak Tahu dan Orang Lupa
Imamiyah berkata: Orang yang mengerjakan shalat tamam (sempurna) di dalam perjalanannya dengan sengaja, maka shalatnya menjadi batal. Dan ia wajib mengulang pada waktunya sudah habis, kalau seseorang mengerjakan shalat tamam karena tidak tahu wajibnya shalat qashar itu, maka secara mutlak ia tidak wajib mengulang shalatnya, baik masih ada waktu maupun sudah habis waktunya. Kalau seseorang mengerjakan shalat tamam karena lupa, kemudian ia ingat, sedangkan ia masih dalam waktu maka ia harus mengulang shalatnya, dan kalau ia mengingatnya di luar waktu shalat maka ia tidak perlu mengulang.

Dan selanjutnya Imamiyah mengatakan: barangsiapa memasuki waktu shalat, sedangkan ia bukan dalam keadaan safar dan memungkinkan untuk dia melakukan shalat, kemudian dia safar sebelum mengerjakan shalat, maka ia wajib shalat qashar. Jika telah masuk waktu shalat, sedangkan ia dalam keadaan musafir dan belum melakukan shalat sehingga ia sampai ke negerinya atau tempat ia mukim selama sepuluh hari, maka ia wajib mengerjakan shalat secara tamam (sempurna). Hukum yang berlaku baginya adalah ketika ia menunaikannya, bukan ketika diwajibkannya.


Sumber: Fiqih Lima Mazhab karya Muhammad Jawad Mughniyah diterjemahkan oleh Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff.

Shalat Bagi Musafir (1): Syarat-Syarat Qashar

Shalat merupakan kewajiban umat muslim, baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit. Baik ketika menetap di suatu tempat maupun sedang dalam perjalanan. Tidak ada kondisi yang mengizinkan seorang muslim untuk meninggalkan shalat.

Berhubung saat ini isu "mudik" sedang in, maka saya hendak menyampaikan bagaimana kita shalat dikala sedang melakukan perjalanan.

Apa yang saya sampaikan disini tidak berdasarkan ilmu saya sendiri, tetapi saya kutip dari pendapat para ulama yang jauuh lebih ahli daripada saya. Paparan di bawah ini merupakan ringkasan dari pendapat-pendapat lima mazhab, yaitu: Imamiyah, Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.

Berikut paparan mengenai shalat bagi musafir:

Para ulama sepakat bahwa qashar shalat itu khusus untuk shalat-shalat rubai'yah (yang jumlah rakaatnya empat). Jadi shalat Dzuhur, Ashar dan Isya' dikerjakan dua rakaat saja seperti shalat Subuh.

Ada perselisihan pendapat tentang, apakah qashar shalat dalam perjalanan itu suatu 'azimah (keharusan mutlak) yang tidak boleh ditinggalkan, atau hanya merupakan rukhshah (keringanan) yang menjadi pilihan antara meng-qashar dan menyempurnakan? Dalam hal ini Hanafi dan Imamiyah berkata: Ia merupakan 'azimah (sesuatu yang diharuskan). Jadi qashar adalah ketentuan. Sedangkan mazhab-mazhab lainnya mengatakan: Ia hanya rukhshah (keringanan). Jika mau dikerjakan qashar, dan kalau tidak, boleh menyempurnakan shalat.

Syarat-Syarat Qashar
Qashar shalat itu mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

(1) Menempuh jarak yang tertentu
Menurut mazhab Hanafi syarat qashar adalah 107,5 km ditambah 20 meter.
Menurut ketiga mazhab lainnya (Maliki, Syafi'i dan Hambali) syarat qashar adalah 80,5 km ditambah 140 meter.
Menurut Imamiyah syarat qashar adalah 40 km ditambah 320 meter.

(2) Harus berniat menempuh jarak yang telah ditetapkan itu dari mulai berangkatnya. Demikian menurut kesepakatan ulama.

(3) Tidak boleh meng-qashar shalat kecuali bila sudah meninggalkan bangunan kota (tugu batas). Demikian pendapat empat mazhab. Sedangkan Imamiyah berpendapat hal itu masih cukup, tetapi harus benar-benar jauh dari bangunan kota.

(4) Perjalanan itu haruslah perjalanan yang mubah. Seluruh ulama kecuali Hanafi sepakat bila perjalanan tersebut adalah perjalanan haram (misalnya untuk mencuri), maka qashar tidak boleh dilakukan.

(5) Orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak boleh bermakmum kepada orang yang dalam perjalanan, atau kepada musafir yang mengerjakan shalat dengan teman (sempurna). Kalau dilakukan juga, maka ia harus mengerjakan shalat dengan sempurna, demikian menurut empat mazhab. Sedangkan Imamiyah mengatakan bahwa orang yang shalat sempurna boleh bermakmum kepada yang shalat qashar dan sebaliknya dengan catatan masing-masing melaksanakan kewajibannya.

(6) Hendaklah berniat qashar pada shalat yang dilaksanakannya.

(7) Tidak boleh berniat akan menetap selama lima belas hari berturut-turut, demikian menurut mazhab Hanafi. Atau sepuluh hari menurut Imamiyah, atau empat hari menurut Maliki dan Syafi'i, atau masa wajib atasnya lebih dari dua puluh shalat menurut Hambali.

(8) Menurut Hambali dan Imamiyah, pekerjaan musafir itu menuntut untuk tidak sering bepergian. Pada mazhab yang lainnya, pendapat ini tidak ada.

(9) Mazhab Imamiyah mengatakan rumah tinggalnya harus berbeda dengan golongan yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, yang selalu berpindah tempat.

(10) Hanafi, Hambali dan Maliki mengatakan: jika seorang musafir pulang dari perjalanannya dan bermaksud kembali ke tempat ia berangkat dari perjalanannya, maka dalam hal ini harus diperhatikan, jika ia melakukan sebelum menempuh jarak qashar, maka batallah perjalanannya, dan wajib atasnya menyempurnakan shalat. Dan jika ia telah menempuh jarak yang telah ditetapkan syara', maka ia boleh meng-qashar hingga kembali ke negerinya.
Sedangkan Syafi'i mengatakan: bilamana terlintas dalam benaknya hendak kembali di tengah-tengah perjalanannya, maka ia harus menyempurnakan shalatnya.
Imamiyah mengatakan: jika seseorang bermaksud membatalkan perjalanannya atau merasa bimbang sebelum menempuh jarak yang mewajibkannya qashar, maka ia wajib menyempurnakan shalatnya. Tetapi kalau ia sudah menempuh jarak qashar, maka ia wajib meng-qashar shalatnya. Kelangsungan niat safar itu termasuk syarat selama belum menempuh jarak yang ditetapkan. Apabila jarak qashar itu sudah ditempuh, maka tidak tergantung lagi pada niat.

Seluruh ulama sepakat bahwa semua syarat yang ditetapkan untuk qashar, menjadi syarat pula bagi bolehnya membatalkan puasa. Imamiyah mengatakan: orang yang berbuka, wajib qashar, orang yang meng-qashar wajib berbuka.


Sumber: Fiqih Lima Mazhab karya Muhammad Jawad Mughniyah diterjemahkan oleh Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff.

Sunday, October 07, 2007

Tips Mudik

Mudik merupakan salah satu agenda tetap tahunan menjelang hari raya Idul Fitri, bagi sebagian orang. Pulang ke kampung halaman, bertemu sanak saudara dan kerabat merupakan kebahagiaan tersendiri. Tetapi apakah pulang ke kampung halaman seindah bayangan semua orang? Bila tidak berhati-hati, mudik bisa jadi petaka!

Simak tips agar mudik aman dan nyaman (based on my experience):

Bila menggunakan angkutan umum:
  • Periksa tiket anda.
  • Bawa uang tunai secukupnya.
  • Waspada thd org yg menawarkan minum atau makanan. Bukannya berburuk sangka, tetapi untuk mencegah hal2 yang tidak diinginkan. Sudah banyak dijumpai kasus pemudik yang terbius setelah meminum minuman pemberian orang yang tak dikenal.
  • Usahakan tidak memakai perhiasan. Bila terpaksa, jangan berlebihan.
  • Bila membawa anak-anak, awasi mereka.
  • Jaga barang bawaan.
  • Simpan uang anda tidak di satu tempat (Simpan di tempat lain selain dompet, misalnya di saku, di dalam ikat pinggang).
  • Bawa obat-obatan.

Bila menggunakan kendaraan sendiri:
  • Istirahat sehari sebelum mudik agar badan dalam kondisi prima.
  • Cek kendaraan (oli, bensin, tekanan ban).
  • Bawalah peta.
  • Bawalah P3K.
  • Istirahat bila sudah terasa ngantuk.
  • Bila melakukan perjalanan malam, usahakan tidak terlalu jauh dengan kendaraan yang lain.

Bagaimana dengan kendaraan/rumah/kamar kos yang ditinggalkan?
  • Titipkan kendaraan/rumah anda kepada saudara atau orang yang anda percayai. Kalau kamar kos.. ya titip sama yang punya kos la :)
  • Bila menitipkan rumah kepada tetangga, ingatkan agar menghidupkan lampu bila telah malam dan mematikannya bila telah pagi agar rumah terlihat berpenghuni.
  • Mintalah agar satpam di sekitar rumah anda mengawasi rumah anda. Jangan lupa memberikan THR agar pekerjaannya dilakukan dengan senang hati :)
  • Letakkan sandal di depan pintu rumah agar terlihat berpenghuni.
  • Pegadaian bisa dijadikan alternatif sebagai tempat penitipan (baca: gadai) barang berharga seperti kendaraan atau perhiasan. Selain barangnya aman, kita jadi punya tambahan dana untuk mudik. Tetapi jangan lupa menebusnya :D
  • Usahakan tidak meninggalkan barang berharga di kamar kos anda.


Bagi yang sering mudik... sharing pengalamannya yah.... :)

Friday, October 05, 2007

Spanduk Tidak EYD

Spanduk yang bersifat resmi, seharusnya menggunakan kalimat baku atau EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Tetapi spanduk yang dibuat oleh Security-USU dan fren, tidak sesuai dengan EYD. Kata "kenderaan" pada spanduk bukan merupakan EYD. Seharusnya adalah "kendaraan".


Fotografer: Dani Gunawan.
Foto retouch: Dani Gunawan.

Sisa-Sisa Peperangan

Sisa-sisa peperangan setelah bubar (buka bareng) staf NIIT:





Fotografer: Dani Gunawan

Thursday, October 04, 2007

Sebutir Kurma Penjegal Do'a

Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat ya ng satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim" ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya ibrahim. "Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu. "Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?". Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. "Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?".
"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sam a dengan saya." "Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu."

Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim.

4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain."

"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."

"Sepertinya kita sudah harus memulai tekat yang bulat untuk menerapkan yang hak dan yang bathil dalam hidup kitan dan kita juga harus berhati-hati dalam memasukan memakan ke dalam tubuh kita... apakah sudah halal-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu ...???


Kesimpulan penulis:
Sedikit saja makanan halal yang didapat dengan cara yang tidak halal dapat menyebabkan tertolaknya do'a kita, apalagi bila kita memakan makanan yang haram. Apakah ini yang terjadi di negeri kita? Ada berapa umat muslim di Indonesia yang berdoa? Ada berapa banyak haji di Indonesia yang berdoa? Ada berapa banyak ulama di Indonesia yang berdoa? Tetapi Indonesia masih terpuruk. Indonesia tak henti-hentinya dicoba dan terus dicoba. Musibah demi musibah silih berganti. Tak perlu menyalahkan orang lain. Lihat diri sendiri. Sudah halalkah yang engkau makan?

Wednesday, October 03, 2007

Pengemis Buta dan Rasulullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya,

Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah Itu?, tanya Abubakar RA.

Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA. Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu.

Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, Siapakah kamu?

Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW?

Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?

Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.


Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulullahmu...

Sadaqah Jariah salah satu dari nya mudah dilakukan, pahalanya?

MasyaAllah....macam meter taxi...jalan terus.

Sadaqah Jariah - Kebajikan yang tak berakhir.

1. Berikan al-Quran pada seseorang, dan setiap dibaca, Anda mendapatkan hasanah.

2. Sumbangkan kursi roda ke RS dan setiap orang sakit menggunakannya, Anda dapat hasanah.

3. Bantu pendidikan seorang anak.

4. Ajarkan seseorang sebuah do'a. Pada setiap bacaan do'a itu, Anda dapat hasanah.

5. Bagi CD Quran atau Do'a.

6. Terlibat dalam pembangunan sebuah mesjid.

7. Tempatkan pendingin air di tempat umum.

8. Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau binatang berlindung dibawahnya, Anda dapat hasanah.

9. Bagikan pesan ini dengan orang lain. Jika seseorang menjalankan salah satu dari hal diatas,

InsyaAllah Anda dapat hasanah sampai hari Qiamat.


Aminnnnnn...

Tuesday, October 02, 2007

Tidur di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Ketika azan berkumandang, kaum muslimin pun beranjak dan melepaskan sejenak pekerjaannya menuju asal suara azan tsb, Mesjid. Tetes demi tetes air mensucikan hadast kecil, hingga layak seorang muslim menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Takbir imam diikuti oleh makmum, bersama-sama menunaikan kewajiban shalat hingga akhirnya mengucap salam.

Pemandangan seperti itu lazim ditemui, walaupun bukan pada bulan Ramadhan. Hanya kuantitas jama'ah saja yang berbeda (lebih banyak ketika bulan Ramadhan). Sama halnya dengan kuantitas jama'ah yang tidur di mesjid. Kalau di bulan biasa mereka yang tidur di mesjid berjumlah satu dua, di bulan Ramadhan bisa sepuluh kali lipat. Sebuah pemandangan yang memprihatinkan. Seakan-akan mesjid berfungsi sebagai tempat tidur. Tidak adakah hal yang lebih baik untuk memakmurkan mesjid selain tidur?

Hadist yang berbunyi "Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni" (hadist #1) atau "Orang yang berpuasa dicatat sebagai orang yang sedang ibadah, kendatipun ia tidur di atas ranjangnya." (hadist #2) biasanya dijadikan alasan untuk bermalas-malasan selama bulan Ramadhan. Yang menjadi permasalahan adalah, shahih-kah hadist tersebut?

Penjelasan hadist #1:
Berikut cuplikan pernyataan dari H. Ahmad Sarwat, Lc di Eramuslim.com:
'Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.
Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).
Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif teteapi sudah sampai derajat hadits maudhu' (palsu)…'
Keterangan selanjutnya Anda dapat pelajari di Eramuslim.com
(Sumber : www.pintunet.com)

Penjelasan hadist #2:
`Orang yang berpuasa dicatat sebagai orang yang sedang ibadah, kendatipun ia tidur di atas ranjangnya.`

Dalam situs Perpustaakaan-Islam.com disebutkan bahwa status hadits ini adalah dhaif karena ada dua perawinya yang tidak diutarakan oleh para pakar ulumul hadist.

Hadits ke 653 dari kitab Silsilatu Ahaaditsu Ad-Dhaifah wal Maudhuah wa Atsarus Sayyi fil Ummah karya Syaikh Al-Bany, edisi terjemahan, Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu jilid-1, cetakan Gema Insani Press.
(Sumber : www.pintunet.com)

Sayangnya banyak para ulama yang tidak mengecek kebenaran hadist tersebut dan langsung menyampaikannya kepada jama'ah. Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda akan tetap akan menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadhan yang penuh berkah dengan terlelap di Mesjid atau di tempat tidur anda?

Monday, October 01, 2007

What a Silent Day

I woke up in the morning,
no one knew me

I walked along the road,
no one knew me

When I was trying to reach 'em,
no one knew me

Fiuhh, what a silent day... :(